Pemkab Lebak menjamin stok beras surplus sehubungan ancaman serangan hama wereng batang coklat (WBC) seluas 1.022 hektare dan dilaporkan 148 hektare mengalami gagal panen.
"Kami yakin produksi beras lokal di sejumlah pasar tradisional di daerah itu melimpah dan tidak terjadi kelangkaan," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Minggu (23/7/2017).
Selama ini, serangan hama dan gagal panen di Kabupaten Lebak relatif kecil dibandingkan dengan jumlah angka tanam hingga Juli 2017 mencapai 52.155 hektare. Bahkan, panen padi di sejumlah kecamatan masih berlangsung hingga Desember mendatang. Karena itu, pihaknya menjamin produksi beras di Kabupaten Lebak melimpah dan surplus di sejumlah pasar tradisional.
Keberhasilan produksi beras itu tidak lepas peran kerja keras kelompok tani, petugas penyuluh dan pemerintah daerah. Disamping itu, gerakan percepatan tanam terus dilakukan untuk mendukung kedaulatan pangan nasional.
Apalagi, Kabupaten Lebak dua tahun secara berturut-turut (2015-2016) menjadikan daerah lumbung pangan di Provinsi Banten. Berdasarkan data produksi beras tahun 2016 menembus 326.531 ton dan kebutuhan konsumsi masyarakat Kabupaten Lebak sebanyak 143.724 ton per tahun dengan penduduk 1,2 juta jiwa.
Mereka jika dirata-ratakan konsumsi beras per kapita sebanyak 114 kilogram per tahun. Karena itu, produksi beras di Lebak surplus sebanyak 182.808 ton dan aman hingga 15 bulan ke depan.
"Kami menjamin serangan hama itu tidak mempengaruhi terhadap produksi pangan," ujarnya.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Orok Sukmana mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di sejumlah pasar tradisional saat ini harga beras relatif stabil. Harga beras kualitas KW I dijual Rp9.000/Kg, beras KW II Rp8.500/Kg dan KW III Rp8.000/Kg dan beras medium Rp7.500/Kg.
"Kami menjamin harga beras hingga Desember mendatang stabil karena pasokan beras lokal melimpah," katanya. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement