Afsel-Indonesia Telaah Potensi Ekonomi Dalam Rangka Perkuat Hubungan Perdagangan
Afrika Selatan dan Pemerintah Indonesia sepakat untuk mengidentifikasi potensi dan peluang kerja sama bidang ekonomi dari kedua negara dalam upaya meningkatkan hubungan perdagangan maupun investasi.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita di Cape Town, Afrika Selatan, Sabtu (22/7/2017) waktu setempat, mengatakan, saat ini arah kebijakan pemerintah adalah membuka pasar ekspor nontradisional seperti Afrika Selatan khususnya untuk meningkatkan ekspor nonmigas serta menjalin kerja sama ekonomi dengan mitra baru.
"Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang kita perhatikan. Indonesia dan Afrika Selatan akan bekerja lebih dekat dalam mengidentifikasi potensi ekonomi dan juga mencari solusi dari kendala perdagangan, jika ada," ungkap Enggartiasto.
Kesepakatan terkait identifikasi tersebut muncul setelah kedua negara melakukan Joint Trade Committee (JTC). Salah satu poin yang akan diidentifikasi oleh kedua negara adalah tingkat kecocokan struktur ekspor impor antara Indonesia dengan Afrika Selatan dan sebaliknya.
Pemerintah Afrika Selatan menyatakan bahwa identifikasi potensi ekonomi perlu dilakukan untuk mencari gambaran apakah selama ini kendala perdagangan akibat permasalahan tariff atau nontarif.
Sementara itu, Indonesia mengharapkan Afrika Selatan untuk bisa memulai perundingan terkait kesepakatan South African Custom Union Preferential Trade Agreement (SACU-PTA). SACU beranggotakan lima negara yakni Botswana, Lesotho, Namibia, Swaziland dan Afrika Selatan.
Bea masuk impor untuk produk Indonesia di Afrika Selatan berkisar 20-40 persen, hal tersebut tentunya mengurangi daya saing produk dalam negeri karena tidak mendapatkan perlakuan yang wajar. Afrika Selatan mengatakan bahwa segala keputusan tentan penyesuaian tariff harus disetujui oleh seluruh anggota SACU.
Keinginan Indonesia untuk mencapai kesepatakan PTA dengan anggota SACU tersebut diharapkan dapat mendukung komunitas bisnis Indonesia dan Afrika Selatan dalam memperbesar pengembangan usaha di kedua negara.
"Pasar Afrika Selatan merupakan salah satu target dan tujuan utama ekspor Indonesia yang diharapkan meningkat untuk kedepannya," ujar Enggartiasto.
Total perdagangan kedua negara pada 2016 baru pada kisaran satu miliar dolar Amerika Serikat. Dari total nilai perdagangan tersebut, nilai ekspor mencapai 727,8 juta dolar AS dan impor senilai290,8 juta dolar AS, sehingga Indonesia mengantongi surplus sebesar 437 juta dolar AS.
Pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor dan juga peluang investasi dari kedua belah pihak. Presiden Joko Widodo dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma pada Maret 2017 telah melakukan pertemuan bilateral di Jakarta, dan sepakat segera membahas hambatan penurunan tariff atau nontarif untuk produk dan komoditi unggulan.
Produk ekspor Indonesia ke Afrika Selatan yaitu seperti kelapa sawit, karet, otomotif produk, bahan kimia, sepatu, dan kakao. Sementara itu, produk impor Indonesia dari Afrika Selatan adalah bubuk kayu, alumunium, buah-buahan, dan tembaga. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Tag Terkait:
Advertisement