Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Basaria Panjaitan mengajak seluruh pihak agar tidak menganggap Operasi Tangkap Tangan (OTT) sebagai musibah melainkan adalah sebuah keberkahan.
"Bukan musibah, itu adalah berkah, kita bisa menyelamatkan uang dari koruptor dan mengembalikan ke rakyat, persepsi selama ini yang seharusnya kita ubah," kata dia pada Rapat Konsolidasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi bersama seluruh FKPD dan pejabat pemerintahan di Provinsi Bengkulu, Kamis (10/8/2017).
Dia menambahkan pemberantasan korupsi juga akan menjadi peringatan bagi pimpinan dan pejabat daerah lainnya untuk tidak ikut terjerumus pada hal yang sama.?"Bayangkan jika bapak-bapak dan ibu-ibu berada di posisi (Gubernur Bengkulu nonaktif Ridwan Mukti) saat ini, bandingkan pandangan masyarakat sebelum dan setelah kena OTT," kata dia.
Tentunya para politikus dan birokrat yang terjerat pidana korupsi akan kehilangan rasa hormat dari masyarakat, dan yang paling penting adalah kehilangan karir yang selama ini dengan susah payah dibangun.?"Setelah berada di Gedung KPK, mau antuk-antukkan kepala ke dinding pun jadi tidak ada gunanya lagi, jangan menyesal kemudian hari," ujarnya.
Peringatan tersebut lanjut dia tidak hanya untuk birokrat dan politikus semata, tetapi juga ditujukan kepada pihak pengusaha yang bekerjasama dengan pemerintah utamanya kontraktor tender proyek.?"Pemberi dan penerima kita jerat semua, jadi bagi kontraktor atau pengusaha jangan coba-coba ingin memberi suap dan jangan layani permintaan pejabat yang meminta suap," ujarnya.
Rapat Konsolidasi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi ini digelar pasca OTT Gubernur Bengkulu nonaktif Ridwan Mukti besrta istri dan dua orang lainnya yang tertangkap pada 20 Juni 2017 lalu. Kegiatan dihadiri oleh Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Kapolda, Kajati, wali kota, bupati, kapolres, kejari, legislatif, seluruh kepala OPD dan pengusaha
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement