PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BJBR) tampak mengalami tekanan dalam kinerja keuangannya di pertengahan tahun ini. Pasalnya perolehan keuntungan perusahaan susut 3,2% menjadi Rp829 miliar, bandingkan dengan laba bersih perusahaan pada Juni tahun lalu yang mencapai Rp857 miliar.
Direktur Utama BJB, Ahmad Irfan menjelaskan naiknya biaya dana perusahaan membuat laba perusahaan kian tercekik. Membumbungnya biaya dana dipicu oleh banjirnya dana mahal pada akhir tahun lalu.
?Tahun lalu likuiditas kita agak ketat, jadi kita coba meningkatkan pendanaan melalui dana mahal,? katanya di Jakarta, Senin (28/8/2017).
Lebih lanjut dirinya mengatakan adanya kebijakan pemerintah yang berupaya untuk menurunkan bunga kredit juga memengaruhi keuntungan perusahaan. Melalui kebijakan suku bunga yang rendah, maka lembaga perbankan juga berupaya untuk menurunkan suku bunganya melalui penurunan nett interest margin (NIM).
Sementara itu, terkait dengan perolehan dana pihak ketiga (DPK), Ahmad menjelaskan per Juni tahun ini DPK BJB berhasil tumbuh 15,6% menjadi Rp85,4 triliun. Tingkat kredit juga sukses naik 12,9% menjadi Rp68,2 triliun. Keadaan itu membuat total aset perseroan melonjak ke angka Rp85,4 triliun, atau tumbuh 15,6%.
"Kami tetap optimistis tahun 2017 ini akan mampu kita lalui dengan catatan kinerja yang membanggakan,? tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gito Adiputro Wiratno
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement