Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gamers Indonesia Diminta Waspadai Malware Joao

Gamers Indonesia Diminta Waspadai Malware Joao ESET merilis Crysis Decryptor terbaru sebagai penangkal untuk menghentikan penularan infeksi dari ransomware ganas. | Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Globalisasi internet membuat bermain game menjadi jauh lebih menyenangkan, kita dapat berinteraksi dengan pemain lain dari berbagai negara di belahan bumi yang lain, bersahabat dengan mereka dan bertarung bersama-sama. Namun monster yang harus dihadapi gamers sesungguhnya bukan yang ada dalam permainan game tetapi malware jahat yang selalu mengintai untuk menunggu peluang masuk.

Dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh ESET, telah ditemukan penyebaran malware baru yang didistribusi melalui games komputer yang diterbitkan oleh situs-situs tidak resmi, ancaman baru ini dikenal dengan nama Joao yang dideteksi ESET sebagai Win32/Joao.A.?

"Untuk menyebarkan malware Joao, pelaku memanfaatkan Massively Multiplayer Online Role Playing Games (MMORPG), dengan melakukan kamuflase pada beberapa judul game dari Aeria Games dan mengunggah versi modifikasi mereka di situs-situs tidak resmi. Salah satu situs yang tetap aktif dalam menyebarkan malware Joao adalah gf.ignitgames [.]to, situs ini secara otomatis telah diblokir oleh produk keamanan ESET," ujar Technical Consultant PT Prosperita ? ESET Indonesia, Yudhi Kukuh dalam keterangannya, di Jakarta, Selasa (29/8/2017).

Games yang telah terinfeksi Joao telah dimodifikasi untuk menjalankan komponen utama Joao, yaitu library mskdbe.dll, sehingga ketika pemain memasang game dalam komputer mereka, Joao ikut terpasang bersamanya.

Saat dijalankan, downloader Joao mengirimkan informasi tentang komputer yang dirasuki. Mulai dari nama komputer, versi OS sampai dengan hak admin pengguna ke server pelaku. Joao melakukan semua itu tanpa dirasa oleh gamers, apalagi game yang dipasang berfungsi dengan baik, tidak ada hal yang mencurigakan yang ditunjukkan sehingga korban tidak tahu jika komputer sudah dikuasai.

"Tidak cukup sampai di situ, server pelaku juga mengirimkan beberapa komponen lain ke komputer korban, komponen-komponen yang ditemukan ESET selama penelitian ternyata memiliki kemampuan berbahaya lain seperti backdoor, spionase dan DdoS," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: