Krisis Rohingya, ini Pernyataan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia
Krisis dan kekerasan di Rakhine, Myanmar yang tak kunjung mereda mendapatkan tanggapan dari Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia sebagai aksi lanjutan dari demonstrasi di depan Gedung Kedutaan Besar Myanmar di Jakarta pada Sabtu (2/9/2017).
Menurut keterangan resmi yang diterima Warta Ekonomi pada Minggu (3/9/2017), Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia menyatakan tanggapannya sebagai berikut:
1. Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta amateril yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.
2. Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar, dengan mengedepankan sikap cinta kasih bahwa korban atau pun masyarakat yang terdampak adalah sama-sama manusia yang setara dan serasa di hadapan Tuhan.
3. Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tidak semakin memperparah kerusakan yang diakibatkan.
4. Mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine.
5. Menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu konflik dan krisis Rakhine, Myanmar, ke Indonesia yang dapat mengganggu kerukunan hidup umat beragama di Indonesia.
6. Mengimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial, dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian. Kami sangat mengharapkan kepada Cyber Crime Polri dan BIN agar mendeteksi informasi yang berbentuk provokasi agar tidak tersebar ke masyarakat.
7. Kami sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan terhadap rumah ibadah yang berada di Indonesia.
8. Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang dapat dikaitkan dengan aksi terorisme, karena aksi keji tersebut sama sekali tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Kejadian ini harus dapat menjadi pendorong bagi bersatunya umat beragama di Indonesia bahkan di seluruh dunia.
9. Kami menghimbau seluruh umat beragama, khususnya umat Buddha untuk tidak terprovokasi. Sebagai umat beragama sudah selayaknya kita bersama-sama menjaga kerukunan dan perdamaian di Indonesia serta di seluruh dunia.
10. Kami umat Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikan rasa empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pengungsi Rohingya, dan masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir.
Sekadar Informasi, krisis dan kekerasan kembali terjadi di Rakhine,?Myanmar. Baik masyarakat sipil maupun militer, menjadi korban secara fisik maupun psikis. Secara khusus komunitas masyarakat sipil terdampak sangat signifikan di tengah konflik bersenjata antara militer Myanmar dengan kelompok bersenjata.
Hampir 400 orang tewas dalam pertempuran di Myanmar barat laut selama sepekan, kata data resmi terkini, menjadikan kekerasan paling mematikan terhadap Rohingya di negara tersebut dalam beberapa dasawarsa belakangan.
Sekitar 38.000 warga Rohingya menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar, kata sumber dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, sepekan setelah gerilyawan Rohingya menyerang sejumlah pos polisi dan pangkalan militer di negara bagian Rakhine yang memicu bentrokan dan serangan balik dari militer.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rizka Kasila Ariyanthi
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement