Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS Catat Ekspor Jabar Capai US$2,57 Miliar

BPS Catat Ekspor Jabar Capai US$2,57 Miliar Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Bandung -

Ekspor Jawa Barat bulan Juli 2017 naik 32,48 persen dibanding Juni 2017 dari US$1,95 miliar menjadi US$2,57 miliar. Kenaikan utamanya ditopang oleh ekspor nonmigas yang berkontribusi hingga 99,08 persen, mengalami kenaikan hingga sebesar 32,17 persen dari bulan lalu. Disusul migas yang menyumbang 0,92 persen yang juga naik hingga 88,01 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar Dody Herlando menjelaskan bahwa secara year on year yang menunjukkan kondisi tahun sebelumnya maupun kumulatif tahun berjalan hingga bulan Juli ekspor migas menunjukkan pertumbuhan negatif.

Dalam kurun waktu 13 bulan terakhir, nilai ekspor nonmigas mencapai titik terendah pada Juli 2016 senilai US$1,52 miliar sedangkan ekspor tertinggi tercatat pada Juli 2017 dengan nilai US$2,57 miliar. Sementara itu nilai ekspor migas terendah sebesar US$10,53 juta pada November 2016, sedangkan tertinggi pada Agustus 2016 senilai US$44,23 juta.

"Ekspor nonmigas Juli 2017 mencapai US$2,57 miliar, naik 32,17 persen dibanding Juni 2017 yang mencapai US$1,94 miliar. Sementara ekspor migas juga naik hingga 88,01 persen dari US$11,10 juta menjadi US$20,87 juta," katanya kepada wartawan di Bandung, Senin (4/9/2017).

Adapun, nilai ekspor 10 golongan barang utama Juli 2017 tercatat senilai US$1,88 miliar atau meningkat hingga 33,23 persen dibanding Juni 2017. Jika dibanding Juli tahun sebelumnya (y-o-y) yang hanya mencapai US$1,07 miliar, kinerja ekspor menunjukkan peningkatan hingga 76,24 persen.

Dody menjelaskan kontribusi 10 golongan utama ekspor nonmigas mencapai 73,04 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas. Pada bulan Juli 2017 seluruh kelompok barang utama mengalami kenaikan dengan kisaran 6 hingga 75 persen dibanding bulan sebelumnya.

Tiga kelompok dengan pertumbuhan tertinggi secara berurutan meliputi kendaraan dan bagiannya yang menunjukkan peningkatan signifikan baik secara year on year yang mencapai 245,10 persen maupun month to month yang mencapai 58,60 persen sehingga secara kumulatif tahun berjalan pertumbuhannya mencapai 140,42 persen.

"Meski secara year on year maupun month to month seutuhnya menunjukkan pertumbuhan positif, di antara 10 kelompok utama ternyata masih ada empat kelompok yang secara kumulatif tahun berjalan masih negatif, di antaranya filamen buatan, karet dan barang dari karet, pakaian jadi bukan rajutan, dan serat stafel buatan," jelas Dody.

Adapun, pangsa pasar terbesar ekspor nonmigas Jawa Barat pada Juli 2017, sambung Dody, masih didominasi tiga negara yaitu Amerika Serikat sebesar US$435,39 juta, Jepang sebesar US$244,84 juta, dan Thailand sebesar US$191,25 juta dengan peranan ketiganya mencapai 33,97 persen.

Nilai ekspor nonmigas pada Juli 2017 ke berbagai negara tujuan utama mengalami peningkatan baik secara year on year maupun month to month, kecuali ekspor ke Inggris, Perancis, dan Jerman yang menunjukkan pertumbuhan negatif secara kumulatif tahun berjalan.

"Kontribusi dari total nilai ekspor 13 negara mitra utama mencapai 60,98 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas. 25,46 persen di antaranya diekspor ke negar-anegara ASEAN dan Uni Eropa menyumbang sebesar 12,36 persen," ungkapnya.

Dody menambahkan perkembangan volume ekspor pada Juli 2017 mengalami peningkatan hingga sebesar 30,64 persen dari bulan sebelumnya dengan besaran mencapai 0,73 juta ton dari sebelumnya sebanyak 0,56 juta ton.

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya volume ekspor nonmigas yang mencapai 26,55 persen dengan kontribusi terhadap total sebesar 90,62 persen. Demikian juga volume ekspor migas menunjukkan peningkatan yang mencapai 95,41 persen dengan sumbangan mencapai 9,38 persen terhadap total volume ekspor.

"Volume ekspor Jawa Barat Juli 2017 sebesar 0,73 juta ton atau naik 30,64 persen dibanding Juni 2017 yang mencapai 0,56 juta ton. Peningkatan volume ekspor nonmigas mencapai 26,55 persen dengan kontribusi sebesar 90,62 persen. Untuk volume ekspor migas juga mengalami kenaikan hingga 95,41 persen," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: