Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menghubungkan Industri Pariwisata dengan Fintech

Menghubungkan Industri Pariwisata dengan Fintech Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor pariwisata Indonesia memiliki potensi dan menciptakan peluang besar untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Untuk itu, menurut Wicak Hidayat selaku Potion Master LabKinetic, industri pariwisata perlu dikembangkan salah satunya dengan mentransformasi bisnis di dunia pariwisata menuju digital ekonomi.

Melalui acara Fintech Connect yang diselenggarakan oleh BNVLabs Inkubator dengan LabKinetic untuk yang ketiga kalinya, di Menara Kibar pada Rabu (6/9/2017), Wicak mengungkapkan bahwa acara tersebut merupakan upaya untuk membuat fintech masuk ke dunia travel. Ia berharap dengan mengkolaborasikan travel dan fintech akan mampu memajukan dunia pariwisata, khususnya dalam hal financial.

Sementara itu, Managing Editor Jalan2men Yuki Anggia Putri yang menjadi salah satu Panelis dalam acara tersebut juga mengakui bahwa dunia travel sangat membutuhkan kemudahan dalam hal financial. Khususnya di tempat-tempat wisata terpencil.

Menurut Yuki, beberapa tempat pariwisata di Indonesia masih membutuhkan kesiapan dari daerah wisatanya untuk dijadikan objek wisata. Melalui tekhnologi, Yuki berharap pariwisata Indonesia bisa lebih siap untuk menyambut para turis, baik lokal maupun mancanegara.

"Saya lihat sendiri disana (Morotai) untuk mencari tempat makan masih susah. Ketika saya kesana, sebenarnya masyarakat tidak siap bahwa daerahnya sedang dijadikan 10 Bali baru. Menurut saya kalau untuk mempromosikan pariwisata itu harus perlahan, jangan mempromosikan gila-gilaan, tetapi ternyata daerahnya belum siap. Seharusnya daerahnya dulu disiapkan, baru dipromosikan," tutur Yuki.

Dalam kesempatan yang sama, Project Manager TelusuRI Ridho Mukti juga mengamini pernyataan Yuki. Menurut Ridho, daerah-daerah terpencil yang dijadikan objek wisata masih dalam kondisi minim informasi.

"Misalnya dari rumah kita sudah membawa peralatan untuk camping. Tetapi setibanya di tempat wisata justru tidak diperbolehkan untuk camping, sehingga mau tidak mau kita harus mencari penginapan atau hotel. Sementara tidak ada uang cash untuk membayar penginapan. Maka dengan fintech, kita inginnya semua bisa total dalam hal pembayaran. Jadi tidak hanya tiket pesawatnya saja yang online, tetapi semuanya bisa selesai dengan pembayaran online. Ini harapan kita," kata Ridho.

Donny Oskaria, CEO Antavaya juga menegaskan bahwa konvensional business dengan digital business pada akhirnya pasti akan berkolaborasi, mengingat peluang di industri pariwisata masih sangat besar.

"Peluang di sektor pariwisata ini sangat besar. Pemerintah mempunyai target untuk mengalahkan Thailand dalam industri pariwisata. Banyak sekali peluang bisnis di dunia pariwisata," tegas Donny.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ning Rahayu
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi

Advertisement

Bagikan Artikel: