Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Alasan Honda Stop Penjualan Mobil Diesel di Eropa

Ini Alasan Honda Stop Penjualan Mobil Diesel di Eropa Kredit Foto: Cahyo Prayogo
Warta Ekonomi, Tokyo -

Honda Motor akan menghentikan produksi dan penjualan kendaraan bertenaga diesel di Eropa, mempercepat peralihan ke kendaraan listrik dan ramah lingkungan lainnya secara global.

Menurut laman Nikkei Asia, hal itu dipicu peraturan di Eropa yang semakin ketat sehingga Honda membatalkan rencana peluncuran CR-V diesel terbaru tahun depan di kawasan tersebut, dan hanya akan menawarkan varian mesin bensin dan hybrid.

Honda merancang CR-V untuk pasar Eropa di Inggris. Varian berbahan bakar diesel menghasilkan tenaga yang signifikan. Tahun lalu, 36.000 CR-V diesel telah diproduksi setara dengan seperlima dari semua kendaraan keluaran Eropa termasuk model-model lain.

Honda berencana memiliki lini kendaraan listrik hybrid dan listrik sepenuhnya yang menyumbang dua pertiga penjualan Eropa pada 2025.

Perusahaan itu berupaya mencapai proporsi yang sama untuk penjualan global pada 2030. Saat ini kendaraan listrik baru mencapai 5 persen dari penjualan secara keseluruhan.

Honda sejauh ini belum akan sepenuhnya menyerah dengan kendaraan diesel di Eropa, di mana mereka masih mempertahankan sedan Civic diesel. Mereka juga masih menjual lima kendaraan diesel di India.

Sementara itu, Subaru, telah menghentikan pengembangan dua mobil diesel, termasuk SUV Legacy Outback yang dijual di Eropa dan Australia. Langkah ini akan berlaku dengan model yang keluar sekitar tahun fiskal 2020.

Mitsubishi Motors akan menunda peluncuran Eclipse Cross versi diesel yang sebelumnya dijadwalkan pada musim gugur.

Jaguar Land Rover juga akan hanya memproduksi kendaraan listrik pada 2020.

Porsche juga cenderung mengurangi penawaran mobil diesel. Mereka melewatkan versi diesel Cayenne yang meluncur pada Agustus.

Volvo Car akan mulai beralih ke kendaraan bermesin listrik mulai 2019.

Meningkatnya biaya pengembangan mobil di tengah peraturan lingkungan yang semakin ketat serta berkurangnya popularitas kendaraan diesel setelah skandal emisi Volkswagen, telah mendorong terjadinya pergeseran, terutama bagi produsen mobil dengan sumber daya terbatas. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: