Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI NTB Gandeng Warga Kembangkan Produk Turunan Ternak

BI NTB Gandeng Warga Kembangkan Produk Turunan Ternak Suasana Tenak sapi daerah Jogjakarta | Kredit Foto: Hafit Yudi Suprobo
Warta Ekonomi, Mataram -

Kantor Perwakilan BI Nusa Tenggara Barat menggandeng agar masyarakat di Kabupaten Lombok Utara mengembangkan produk turunan ternak sehingga memberikan nilai tambah ekonomi.

"Ternak tidak hanya bisa menghasilkan daging untuk konsumsi, tapi ada produk turunan lain yang bernilai ekonomi jika dikembangkan secara optimal," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Prijono, di Mataram, Rabu (27/9/2017).

Dirinya juga menyebutkan produk turunan ternak yang bernilai ekonomi bisa berasal dari kotorannya. Limbah ternak tersebut bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar berupa biogas. Selain itu, menjadi pupuk organik untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia yang merusak unsur hara tanah.

BI NTB sudah memberikan pelatihan kepada Kelompok Peternak Ngiring Datu dan Kelompok Wanita Tani, di Desa Genggelang, Kabupaten Lombok Utara.

Selain memanfaatkan limbah ternak, kata Prijono, kelompok ternak dan kelompok wanita tersebut juga diberikan pelatihan pengolahan kulit sapi menjadi kerupuk kulit yang juga salah satu produk turunan ternak. Pelatihan tersebut dilakukan bekerja sama dengan UD Agam, salah satu pengrajin kerupuk kulit yang sudah cukup dikenal masyarakat.

"Pengetahuan yang diberikan mulai dari pengolahan kulit sapi segar sampai menjadi kerupuk kulit yang siap dijual," ujarnya.

Menurut dia, kerupuk kulit merupakan salah satu produk turunan dari kulit sapi yang sangat diminati oleh masyarakat di NTB. Kerupuk kulit banyak dikonsumsi tidak hanya di rumah-rumah penduduk, melainkan juga dijual di restoran dan toko oleh-oleh.

Melihat potensi yang cukup besar tersebut, Bank Indonesia memfasilitasi klaster binaannya untuk dapat memaksimalkan peluang yang ada, melalui pengolahan hasil produk peternakan sekaligus mendiversifikasi jenis usaha yang dimiliki.

"Pola tersebut sudah kami terapkan juga di kelompok tani cabai di Desa Lendang Nangka, Kabupaten Lombok Timur. Saat ini kelompok tersebut sudah dapat menjual cabai olahan dan jus kemasan kepada masyarakat dengan berbagai varian produk," ucapnya.

Disamping menfasilitasi pengembangan produk turunan, Bank Indonesia juga mendorong kelompok ternak dan kelompok wanita tani binaannya untuk memperhatikan perizinan pangan industri rumah tangga dan sertifikat halal. Selain itu, produk yang dihasilkan harus bersih dan berkualitas baik sehingga aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

"Kami berharap ke depannya terus dikembangkan inovasi dari produk turunan yang dihasilkan, agar kegiatan usaha tersebut dapat terus berjalan dan memberikan nilai tambah ekonomi kepada masyarakat," pungkas Prijono. (HYS/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: