Hugh Hefner, pendiri majalah Playboy yang terkenal meninggal di rumahnya yang bertempat di Playboy Mansion dan tidak ada penyakit yang menjadi sebab meninggalnya bos Playboy itu di usia 91 tahun, Playboy Enterprises mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (27/9/2017).
Majalah Playboy didirikan lebih dari 60 tahun yang lalu untuk membuat majalah pria kelas atas yang mengasyikkan, menggabungkan gambar wanita telanjang dengan artikel, wawancara dan juga fiksi yang mendalam dari berbagai penulis terkenal.
Hefner dilaporkan mendirikan majalah tersebut dengan modal $600 dan $1.000 lainnya dipinjam dari ibunya. Pada bagian centerfold pertama, fitur ikon majalah bulanan, berasal dari Marilyn Monroe.
"Ayah saya menjalani kehidupan yang luar biasa dan berdampak sebagai pelopor media dan budaya dan suara terdepan di balik beberapa gerakan sosial dan budaya paling penting di zaman kita dalam mengadvokasi kebebasan berbicara, hak-hak sipil dan juga kebebasan seksual," Cooper Hefner, Playboy Enterprises ' Chief Creative Officer dan sekaligus putra dari Hugh, mengatakan dalam pernyataan tersebut.
"Hefner mendefinisikan gaya hidup dan juga etos yang terletak di jantung merek Playboy, salah satu yang paling dikenal dan bertahan dalam sejarah," ujar Hefner muda.
Sementara itu, majalah tersebut berhasil menginspirasi dan menggerakkan "revolusi seksual" pada tahun 1960an dan 70an, dalam beberapa tahun terakhir ini telah berjuang dalam menghadapi persaingan ketat.
Untuk periode singkat dari pertengahan 2016 sampai awal 2017, majalah tersebut bereksperimen dengan menghindari gambar telanjang dari modelnya, sebelum kembali ke formula sebelumnya.
"Hefner mengambil pendekatan progresif tidak hanya untuk seksualitas dan humor, tapi juga untuk sastra, politik dan juga budaya," ujar pernyataan tersebut, yang menyebut "Wawancara Playboy", atau sebuah diskusi ekstensif antara orang terkenal dan juga pewawancara, sebagai "standar setter".
?Hefner juga memimpin sebuah perlawanan terkait hak kebebasan berbicara di A.S., sampai dirinya berjuang sampai ke Mahkamah Agung setelah U.S. Post Office dengan menolak menyerahkan majalahnya,? demikian pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip dari CNBC, Jakarta (28/9/2017).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo
Advertisement