Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pancaroba, BPBD Bantul Tetap Siapkan Bantuan Air

Pancaroba, BPBD Bantul Tetap Siapkan Bantuan Air Kredit Foto: Antara/Antarafoto.com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tetap menyiapkan bantuan air bersih untuk warga yang mengalami kesulitan air meski saat ini sudah memasuki musim pancaroba atau peralihan musim kemarau ke penghujan.

"Ini belum masuk musim hujan ya, namun masih pancaroba, potensi kemaraunya masih ada, sehingga kami tetap melakukan droping air manakala masyarakat membutuhkan bantuan," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul Dwi Daryanto di Bantul, Minggu.

Menurut dia, penyaluran bantuan air bersih ke wilayah-wilayah yang dilaporkan mengalami kekeringan karena dampak kemarau 2017 masih dilakukan hingga nantinya memasuki musim hujan yang diprediksi di wilayah Bantul terjadi mulai November.

Ia mengatakan pada musim pancaroba atau peralihan musim dari kemarau ke hujan saat ini, memang sudah turun hujan beberapa hari terakhir, namun intensitas masih rendah dan belum merata, sehingga ketika tidak turun hujan cuaca masih kemarau.

"Hujan yang terjadi dalam satu--dua hari ini tidak berpengaruh di wilayah-wilayah yang ada potensi air dalamnya, karena air hujan yang jatuh ke tanah langsung kesedot," katanya.

Dwi Daryanto mengatakan anggaran droping air bersih yang dikelola BPBD menghadapi kekeringan karena dampak kemarau 2017 juga masih tersedia cukup, sehingga masyarakat di wilayah rawan kekeringan tidak perlu mengkhawatirkan kehabisan bantuan.

"Anggaran droping air kita masih cukup banyak, jadi untuk kebutuhan air bersihnya sendiri kita anggarkan untuk sebanyak 625 tangki, dan sampai saat ini yang sudah tersalurkan hampir separo, jadi masih mencukupi kebutuhan," katanya.

Ia mengatakan apalagi potensi kekeringan di wilayah Bantul memasuki musim pancaroba cenderung berkurang, tidak seperti saat puncak kemarau yang potensi wilayah kering tinggi, terutama di daerah pegunungan seperti Piyungan, Imogiri dan Pleret.

"Dalam droping air kita juga melibatkan swasta, sehingga kalau ingin membantu pasti koordinasi dengan kita, komitmen kami kalau melalui BPBD standar air harus standar air PDAM, karena kita sudah tahu kualitas airnya yang bisa dikonsumsi masyarakat," katanya.(ANT)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Advertisement

Bagikan Artikel: