SAP SE mengumumkan hasil penelitian global pertama yang merinci tren adopsi Internet of Things (IoT) di industri produk konsumen (CP), Selasa (3/10/2017).
Pasar IoT terus berkembang pesat dan diperkirakan akan mencapai nilai US$1,29 triliun pada tahun 2020. Meski perusahaan produk konsumen sangat ingin mengadopsi IoT, mereka perlu mengetahui cara meraih nilai tambah dari teknologi IoT.
Penelitian atas para eksekutif di industri tersebut menghasilkan tiga temuan penting. Pertama kurang dari separuh perusahaan produk konsumen paham bagaimana menggunakan IoT untuk kasus bisnis tertentu. Kedua nilai bisnis sesungguhnya dari adopsi teknologi IoT di industri produk konsumen terletak pada efisiensi proses. Ketiga perusahaan yang terdepan dalam hal adopsi IoT memprioritaskan proses dan keterampilan, sementara yang lainnya masih lamban dalam memutuskan langkah yang diambil.
"Perusahaan produk konsumen menghadapi kondisi bisnis yang berubah dengan cepat dengan menerapkan solusi inovatif," kata E. J. Kenney selaku Wakil Presiden Senior, Unit Bisnis Industri Produk Konsumen di SAP dalam keterangannya, Selasa (3/10/2017).
Untuk memanfaatkan IoT secara efektif, menyelaraskan tujuan bisnis di seluruh rantai pasokan harus menjadi prioritas utama. Inti digital dan platform real-time merupakan kunci menuju transformasi digital.
Pemimpin adopsi IoT memprioritaskan proses dan keterampilan, sementara yang lainnya masih tertinggal dalam tahap melakukan penelitian atau konsultasi dengan pakar pihak ketiga. Selain itu, temuan dari studi global SAP menunjukkan bahwa adopsi strategis IoT di industri produk konsumen memerlukan keselarasan di tiga bidang memahami IoT, mengetahui di area mana IoT paling sesuai untuk bisnis mereka dan memiliki kemampuan untuk membangun sebuah kasus bisnis yang nyata untuk IoT.
Misalnya, hanya 41% perusahaan produk konsumen yang mengakui penerapan yang jelas atas IoT ke dalam bisnis mereka. Hanya 39% organisasi yang memiliki pemahaman yang jelas tentang apa itu IoT dan masih sedikit yakni 36% perusahaan dapat membangun kasus bisnis untuk adopsi IoT.
Hasil ini juga menunjukkan perbedaan mencolok antara perusahaan produk konsumen yang dianggap terdepan dan yang lamban dalam adopsi IoT. Misalnya, walau 46% pemimpin telah menyatakan bahwa alokasi anggaran yang lebih besar untuk strategi IoT merupakan langkah kunci untuk membuka potensi nilai bisnis, hanya 14% dari mereka yang tertinggal dalam adopsi IoT memprioritaskan anggaran untuk teknologi tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Rizka Kasila Ariyanthi
Tag Terkait:
Advertisement