
Simon Davies baru-baru ini dipercaya untuk menjadi Presiden SAP Asia Pasifik (APAC). Ia diyakini akan menjadi menjadi motor penggerak untuk mendominasi sektor analitik data hingga Akal Imitasi (AI) di Asia Pasifik.
Simon Davies mengungkapkan bahwa dirinya mengapresiasi dan sangat antusias dalam memulai perjalanan baru bersama SAP APAC. Dirinya optimistis dan berkomitmen untuk membantu transformasi digital sektor bisnis di Asia Pasifik.
Baca Juga: Cerita Soejanto Widjaja Membangun Polygon, Sepeda dari Sidoarjo yang Diekspor ke 30 Negara
“Saya sangat antusias memulai perjalanan baru ini. Di Asia Pasifik dan Jepang, kami melihat perusahaan-perusahaan visioner yang mempercepat transformasi strategis mereka dengan dukungan SAP," ungkapnya, dilansir dari keterangan resmi, Kamis (20/2).
Davies diketahui memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun dalam membangun, menjual, dan mengimplementasikan solusi Teknologi Informasi (TI) di Asia Pasifik.
Ia pernah bekerja dengan beberapa perusahaan perangkat lunak terkemuka dunia, termasuk Microsoft, Salesforce, dan Oracle. Terakhir, ia selam lebih dari tiga tahun menempati dipercaya sebagai Senior Vice President dan General Manager Splunk Asia Pasifik dan Jepang.
Selain itu, Davies juga duduk dalam jajaran dewan direksi beberapa perusahaan teknologi serta merupakan anggota dari Australian Institute of Company Directors (MAICD).
SAP APAC percaya bahwa dengan sejumlah pengalaman tersebut, pihaknya akan mencapai kesuksesan luar biasa dan menjadi penggerak inovasi bagi sejumlah bisnis dengan bantuan dari Davies.
Adapun Davies dengan ini akan memimpin strategi, operasional, sumber daya manusi, penjualan, layanan, kemitraan, serta pertumbuhan profitabilitas dari SAP APAC.
Davies akan memimpin lebih dari 31.000 karyawan di 78 kantor, serta unit perusahaan yang beroperasi di Australia dan Selandia Baru (ANZ), China, India, Jepang, Korea, dan Asia Tenggara.
SAP diketahui melayani berbagai pelanggan terkemuka dalam wilayah ini, termasuk NEC Corporation, Coles Group, Wipro, Fujitsu Limited, Shiseido, Hyundai Motor Company, Kia Corporation, Himalaya, Cochlear, dan Japan Airlines.
Baca Juga: Cerita Sunny Kemengmau dan Tas Kulit Robita, Tak Populer di Indonesia tapi Sukses Menembus Jepang
"Membangun fondasi yang kuat di cloud serta memanfaatkan data bisnis adalah kunci untuk menjelajahi peluang pertumbuhan baru di bidang kecerdasan buatan, analitik data, dan keberlanjutan," tutur Davies.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement