Kematian babi di kabupaten Jayawijaya Papua cukup tinggi, hal ini terjadi karena kurangnya tenaga medis, kader kesehatan hewan? yang bisa turun langsung kelapangan dan obat-obatan.
Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Hewan, Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Jayawijaya Hironi Hemson Oagay, S.Pt, mengatakan, pemilik atau peternak babi yang datang ke Puskewan banyak yang mengeluhkan penyakit yang diderita babi piaraannya seperti? tidak mau makan, kekurangan suplaian susu bagi anak-anak babi karena induknya sakit, badan babi terkelupas dan banyak pula yang berujung dengan kematian.
"Seharusnya ada petugas yang bisa langsung turun kelapangan, melihat kondisi babi yang sakit, karena tenaga kami terbatas akhirnya kami hanya bisa memberikan obat kepada pemilik ternak babi untuk babinya yang sakit, jika datang membawa babinya ke Puskeswan baru bisa disuntik," katanya baru-baru ini di Wamena.
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Produksi Penyebaran Ternak, Puskeswan Jayawijaya Kanisius Hilapok,? tingginya angka kematian babi bisa diminimalisir atau diatasi jika ada ketersediaan obat dan tenaga yang cukup, agar bisa menjangkau pelayanan kepada? masyarakat yang membutuhkan.?
?Ada juga yang membawa babi nya yang sakit? ke Puskeswan, karena ada babinya kami bisa melihat sakit apa, kondisinya bagaimana, tetapi jika pemilik tempat tinggalnya jauh dan babinya sangat besar, itu kan tidak bisa dibawa, kami juga tidak bisa memastikan apa yang harus dilakukan untuk penanganan yang tepat untuk babi yang sakit,? ungkapnya.
Melihat kondisi seperti itu, lanjutnya, perlu perhatian juga dari pemerintah, karena di wilayah pegunungan Papua setiap ada acara pasti potong babi.
Babi memiliki posisi yang penting dalam kehidupan masyarakat pegunungan Papua, setiap acara adat akan digelar, harus ada babi.
Babi juga menjadi maskawin yang selalu diminta oleh pihak mempelai wanita . Dalam upacara kematian dan berbagai jenis pesta adat lainnya, sesulit apapun, babi haruslah tetap ada. Maka tidak salah, jika harga babi di Wamena, kabupaten Jayawijaya Papua,? sangat tinggi bisa mencapai Rp50 juta per ekor, dan jika babinya memiliki taring dan postur tubuhnya besar harganya perekor antara Rp70 juta hingga Rp 80 juta.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nunung Kusmiaty
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement