Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenkop Dukung Koperasi Kredit Ini Bentuk Holding

Kemenkop Dukung Koperasi Kredit Ini Bentuk Holding Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Koperasi dan UKM mendukung langkah sejumlah koperasi kredit dengan prestasi yang baik di Indonesia, membentuk perusahaan induk atau holding sebagai upaya konsolidasi usaha.

Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan UKM Yuana Sutyowati dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (11/11/2017), mengatakan langkah pembentukan holding?usaha yang dilakukan koperasi kredit akan menjadi terobosan tersendiri. "Kami mendukung langkah tiga koperasi yakni Koperasi Kredit Kosayu di Malang, Koperasi Kredit CU Sawiran di Pasuruan, dan Koperasi Kredit Kubu Gunung Tegaljaya di Bali untuk membentuk holding dengan mendirikan PT Persaudaraan Jaya Mandiri," katanya.

Menurut dia, pembentukan holding tiga koperasi kredit tersebut merupakan arahan konkrit Menteri Koperasi dan UKM. "Lebih dari itu, ini merupakan bagian dari strategi pengembangan dan diversifikasi usaha melalui kerja sama jaringan dan kemitraan usaha dengan para anggota koperasi," katanya.

Selain itu, upaya ini juga untuk memperkuat modal koperasi kredit (kopdit) untuk kegiatan layanan simpan pinjam dengan menjaga likuiditas sebagai jaringan kerja sama.

Yuana mengatakan selama ini pihaknya banyak melaksanakan program bimbingan teknis dan memberikan fasilitasi KSP-KSP untuk mengembangkan jaringan kemitraan usaha atau yang biasa disebut Apex. "Hal itu sudah sesuai dengan aturan yang ada di UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, dimana disebutkan bahwa KSP perlu mengembangkan jaringan kemtraan usaha yang antara lain dengan membentuk KSP sekunder yang anggotanya adalah anggota dari koperasi primer," kata Yuana.?

Ia menambahkan pembentukan holding?antara koperasi secara aspek legal bisa berbentuk badan hukum koperasi atau perseroan terbatas. "Manfaat dari holding?ini banyak. Selain untuk pengembangan usaha dari kopdit-kopdit, juga untuk meningkatkan posisi tawar kopdit saat berhadapan dengan mitra usaha," kata Yuana.

Ia optimistis langkah membentuk holding?usaha akan berjalan sukses karena ketiga kopdit itu merupakan koperasi yang berkinerja baik dengan rata-rata jumlah anggotanya antara 5.000 hingga 6.000 setiap koperasinya. Apalagi, lanjut Yuana, para anggota ketiga koperasi itu sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro dan kecil yang memiliki usaha di banyak bidang di antaranya pertanian, pariwisata seperti homestay, kuliner, warung ritel, hingga produk makanan dan minuman.

Rencana usaha perusahaan induk akan berupa usaha ritel modern, agribisnis sebagai pemasok produk hasil pertanian anggota ke hotel-hotel, dan restoran di Bali, Malang, dan Pasuruan. Di samping itu juga jasa pariwisata berupa kerja sama dengan Kopdit Kubu Gunung Tegaljaya di Bali yang telah memiliki hotel di Bali, serta jasa pelatihan untuk pelaku bisnis, masyarakat dan anggota koperasi, hingga rencana membentuk lembaga sertifikasi profesi (LSP) di sektor UMKM.

"Mereka memang harus membentuk sebuah holding?usaha berbentuk PT untuk mengembangkan usaha di bidang lain karena layanan kopdit kepada para anggotanya sebatas akses finansial berupa simpan pinjam," kata Yuana. (FNH/Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: