Koordinator Forum Komunikasi Penerbangan Misi Papua Djarot Susanto mengatakan bahwa dari 400 lapangan terbang di Papua sebanyak 90 persen merupakan lapangan tidak layak
"Dikatakan sulit atau tidak layak karena kondisi lapangan terbangnya mayoritas masih tanah atau rumput juga tidak memiliki rambu-rambu penerbangan. Jadi, teman-teman di lapangan hanya mengandalkan cuaca dan radio komunikasi," katanya di Jayapura, baru-baru ini.
Diakuinya, penerbangan yang melayani rute perintis memiliki risiko kecelakaan cukup tinggi bila di lapangan terbang yang dituju tidak dilengkapi peralatan yang bisa mendukung keselamatan.
"Ada empat kategori lapangan terbang, yaitu yang mudah artinya sudah beraspal, agak sulit, sulit, dan sangat sulit. Yang sulit dan agak sulit inilah tidak semua pilot bisa masuk," ungkapnya.
Menurutnya, Forum Komunikasi Penerbangan Misi sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk melakukan registrasi lapangan terbang yang ada di pedalaman Papua. Hal ini perlu dilakukan untuk mendukung keselamatan penerbangan.
"Kita juga sadar akibat keuangan negara yang terbatas, pemerintah tak bisa melakukan registrasi secara keseluruhan sehingga pemda hanya membangun lapangan terbang yang masih tanah atau rumput menjadi aspal," katanya.
Jika mempertimbangkan faktor keselamatan, lanjut Djarot, lapangan terbang yang seperti itu tidak bisa dilayani. "Tapi kalau tidak begitu, siapa lagi yang akan ?melayani kebutuhan masyarakat di daerah terpencil dan terisolir," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nunung Kusmiaty
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement