Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Tanah di Yogyakarta Melangit, Rumah Vertikal jadi Solusinya

Harga Tanah di Yogyakarta Melangit, Rumah Vertikal jadi Solusinya Kredit Foto: Hafit Yudi Suprobo
Warta Ekonomi, Yogyakarta -

Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Daerah Istimewa Yogyakarta Rama Adyaksa Pradipta menyatakan pembangunan rumah vertikal akan menjadi solusi pememuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah mengingat terus menyusutnya lahan di Kota Yogyakarta.

"Rumah vertikal akan menjadi solusi yang paling beralasan mengingat terus berkurangnya lahan ," kata Rama di Yogyakarta, Sabtu (25/11/2017).

Ia mengatakan para pengembang anggota REI DIY telah memulai memperkenalkan rumah vertikal melalui pembangunan apartemen di Kota Yogyakarta. Kendati respon pasar di Yogyakarta cukup baik, namun lebih dari 50 persen pembelinya bermotif investasi. "Sebagian besar bermotif investasi dan bukan untuk dihuni," kata Rama.

Ia megakui sebagian besar masyarakat Yogyakarta masih belum terbiasa dengan konsep rumah vertilal karena mereka masih lebih nyaman tinggal di rumah tapak.?Padahal, menurut dia, dengan mengembangkan model rumah vertikal para pengembang semakin mudah mewujudkan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan harga terjangkau.

Untuk mendukung realisasi pembangunan MBR, dalam waktu dekat REI DIY sedang mengkaji pembentukan kawasan bersama sebagai lahan pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Salah satu pertimbangan kawasan bersama adalah untuk mencari solusi merespons kenaikan harga lahan di DIY yang cukup signifikan.

Menurut dia, penguasaan lahan oleh pemerintah khusus untuk pembangunan perumahan rakyat memang perlu dilakukan. Alasannya, untuk pembangunan rumah murah atau terjangkau membutuhkan lahan dengan harga terjangkau pula.

Ketua Badan Pertimbangan Organisasi REI DIY Nur Andi Wijayanto mengakui kenaikan harga lahan di DIY yang cukup signifikan selama ini memiliki andil melambatnya bisnis perumahan di daerah itu.?"Harga tanah sangat berpengaruh karena menentukan 40 sampai 50 persen dari harga pokok produksi perumahan," kata dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: