Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Erupsi Gunung Agung, Bandara Bali Tetap Beroperasi

Erupsi Gunung Agung, Bandara Bali Tetap Beroperasi Kredit Foto: Arif Hatta
Warta Ekonomi, Denpasar -

PT Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyatakan operasional penerbangan di bandara setempat masih aman setelah Gunung Agung di Kabupaten Karangasem kembali erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter.

"Operasional penerbangan masih berjalan lancar. Kami terus pantau situasi terkini," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Sabtu.

Menurut Arie, pihaknya berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan instansi terkait lainnya untuk berbagi informasi terkini terkait aktivitas vulkanik Gunung Agung yang kemungkinan berdampak terhadap cuaca dan wilayah udara di sekitar bandara.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan peringatan level "orange" untuk jalur penerbangan terkait erupsi Gunung Agung melalui laman Vulcano Observatory Notice to Aviation (VONA). VONA juga menyebutkan bahwa abu vulkanik tersebut diperkirakan menuju arah barat-barat daya sesuai arah angin.

Sedangkan Bandara Ngurah Rai berada di selatan Bali sehingga dinilai masih aman dari sebaran abu vulkanik. Pembaruan informasi tersebut diharapkan menjadi pertimbangan kepada pilot untuk mewaspadainya dengan menghindari jalur di atas Gunung Agung meski ketinggian abu vulkanik saat ini diperkirakan mencapai sekitar 1.500 meter di atas puncak.

Meski level "orange" namun kewenangan untuk melarang melintas di jalur udara atau di atas gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut selebihnya berada di tangah otoritas terkait.

Gunung Agung menyemburkan abu vulkanik pada erupsi kedua sekitar pukul 17.30 Wita setelah sebelumnya mengalami letusan freatik pada Selasa (21/11). Letusan dengan tipe "freatik" itu terjadi karena adanya uap air bertekanan tinggi yang terbentuk seiring dengan pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke tanah di dalam kawah kemudian kontak langsung dengan magma.

Letusan freatik biasanya disertai dengan asap, abu dan material yang ada di dalam kawah. PVMBG meminta masyarakat Bali untuk tetap tenang dan tidak panik serta meminta masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius enam kilometer dan ditambah perluasan sektoral ke arah utara-timurlaut dan tenggara-selatan-baratdaya sejauh 7,5 kilometer. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Gito Adiputro Wiratno

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: