Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pelindo III: Indonesia Butuh SDM Andal untuk Hadapi Perdagangan Bebas

Pelindo III: Indonesia Butuh SDM Andal untuk Hadapi Perdagangan Bebas Kredit Foto: Pelindo III
Warta Ekonomi, Surabaya -

Negara Indonesia dalam WTO dan GATT dengan dibuktikan dikeluarkannya UU No 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) bahwa akan adanya persaingan ekspor impor yang bebas.

Dalam hal itu, tentunya membutuhkan seorang tenaga ahli Sumber Daya Manusia (SDM) Ahli Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) yang handal dan skill yang tinggi dan berkualiatas disuatu perusahaan dan industri.

Menurut Senior Vice President Human Capital System & Strategy PT Pelindo III, Edi Priyanto, keahlian dan pengetahuan Ahli K3 di Indonesia dianggap masih tertinggal dan kalah bersaing dengan negara-negara lain di dunia. Artinya, kompetensi SDM Ahli K3 masih terbilang minim.

?Terbatas akan mempengaruhi penerapan K3 pada industri dan perusahaan bahkan dengan adanya WTO dan GATT nanti ZATCTdiperkirakan akan terjadi persaingan antar Ahli K3 di berbagai negara untuk menjual kompetensinya di negara lain,? tegas Edi saat ditemui Warta Ekonomi di Surabaya, Senin (27/11/2017).

Edi mengakui, saat ini Ahli K3 hanya berfokus pada pengembangan kompetensi pada sisi hard skill saja, padahal kemampuan soft skill juga tidak kalah pentingnya untuk dikembangkan dalam suatu perusahaan maupun industri agar mampu bersaing dengan negara lain.

?Keterbatasan kompetensi SDM Ahli K3 inilah yang menjadi salah satu penyebab kenapa program K3 di Perusahaan tidak berhasil. Padahal Kompetensi SDM K3 memegang peranan penting dalam Keberhasilan Program K3 di Perusahaan,? katanya.

Lebih lanjut Edi menegaskan, hal tersebut? yang harus dipahami dan segera diperoleh solusinya bahwa kompetensi yang ada di Indonesia harus ditingkatkan dan tidak cukup hanya keahlian dan pengetahuan dari program akademik ataupun sertifikasi ahli K3 tetapi bisa ditingkatkan dari kompetensi sikap dalam bekerja, keahlian dalam berkomunikasi, keahlian berbahasa internasional, perilaku common sense yang tinggi, kemampuan menguasai pasar, dan sebagainya.

?Terlebih dalam era persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan sebuah tuntutan bagi setiap SDM,? ungkap Edi?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: