Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gapkindo Sumsel: Pemerintah Tak Tegas Soal Ekspor Karet

Gapkindo Sumsel: Pemerintah Tak Tegas Soal Ekspor Karet Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Palembang -

Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel menilai pemerintah kurang tegas negara tetangga yang melakukan pelanggaran terhadap pemangkasan ekspor karet sehingga berdampak terpuruknya petani karet di Indonesia.

Ketua Gapkindo Sumsel, Alex K Eddy pemangkasan ekspor karet menjadi salah satu strategi perbaikan harga yang diterapkan produsen karet bisa bertahan lama.

Menurutnya pemerintah harus bertindak tegas, karena ada negara yang tergabung dalam Agreed Export Tonnage Scheme (AETS), telah melakukan pelanggaran penerapan skema pembatasan ekspor karet ke pasar global pada tahun lalu.?

AETS menjadi wadah yang sangat diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan petani karet di Indonesia.

?Untuk mewujudkan hal itu, peserta AETS diharapkan dapat berkomitmen untuk patuh terhadap kesepakatan yang telah dibuat, maka stabilitas pemulihan harga komoditas itu bisa bertahan lama,? ulasnya. Selasa (5/12/2017).

Alex mengatakan sejauh ini Indonesia selalu patuh, dan jika semua patuh maka AETS mampu meningkatkan harga karet untuk jangka waktu yang lama.

Namun ketika itu berhasil ada negara yang langsung jual stoknya atau curang, akan sangat berpengaruh negatif terhadap harga, itu yang Gapkindo sesalkan.

??Saat ini, pergerakan harga masih dipengaruhi kesepakatan tiga negara produsen karet, yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia atau yang dikenal dengan International Tripartite Rubber Council,? ulasnya.

AETS sendiri, tambah dia sudah diterapkan sebanyak lima kali sebagai upaya produsen memulihkan harga komoditas saat anjlok karena kelebihan suplai di pasar dunia."Kemungkinan tahun depan dibatasi lagi tapi kami belum tahu berapa banyak," katanya.

Menurut Alex, Sumsel sendiri biasanya mendapat kuota pembatasan sebesar 30% dari pengurangan ekspor karet Indonesia.?Porsi tersebut, kata dia, sesuai dengan kontribusi karet Sumsel terhadap ekspor karet nasional.?

Gapkindo Sumsel menargetkan ekspor karet Sumsel bisa mencapai 1,3 juta ton hingga akhir tahun ini.

"Namun jika memang tidak tercapai maksimal bisa mempertahankan ekspor tahun lalu sebanyak 1 juta ton," ulasnya.

Alex berharap, ke depan Pemerintah juga dapat menerapkan penggunaan aspal dari bahan karet. Karena hal itu bisa menjadi salah satu indikator membaiknya perekonomian masyarakat."Penggunaan aspal bahan baku karet alam harus dipercepat tanpa harus tunggu harga karet jatuh," katanya.

Adapun harga karet yang diharapkan Gapkindo di tingkat petani idealnya sebesar US$2,2 sampai US$2,5 per kg. Besaran itu dinilai ideal karena tidak memberatkan industri selaku konsumen ekspor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irwan Wahyudi
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: