Bio Farma akan menyediakan mekanisme kerjasama dengan negara?negara Organisasi Kerja sama Islam (OKI) melalui transfer teknologi, kerja sama riset dan pengembangan serta kerja sama fill and finish, setelah ditetapkannya Indonesia sebagai Centre of Excellence untuk bidang vaksin dan bioteknologi dalam acara The 6th Islamic Conference Ministry Of Health pada tanggal 5?7 Desember 2017, di Jeddah Saudi Arabia.?
Direktur Pemasaran PT Bio Farma (Persero) M. Rahman Rustan mengatakan pihaknya sudah mempersiapkan beberapa langkah kongkrit sebagai mekanisme kerja sama antar sesama anggota OKI dan menyambut baik penetapan yang ditegaskan dalam Resolusi OKI mengenai kemandirian produk dan penyediaan vaksin dan obat.
"Kami sudah mempersiapkan langkah kongkrit untuk mewujudkan pusat penelitian dan pengembangan bersama untuk vaksin dan bioteknologi,? ujar Rahman dalam keterangan resminya di Bandung, Jumat (8/12/2017).
Rahman Roestan juga berkesempatan menjadi salah satu pembicara dan menyampaikan presentasi mengenai kompleksitas proses pembuatan vaksin, dan kualifikasi yang ketat, antara lain Sumberdaya Manusia yang harus terkualifikasi dan kompeten, fasilitas produksi yang sesuai dengan tatacara pembuatan obat yang baik dan terbaru (Current Good Manufacturing Practices (cGMP),?serta Laboratorium, pengawasan mutu yang tervalidasi.
Dalam acara ini, disampaikan juga laporan kegiatan implementasi dari Vaccine Manufacturer Group (VMG) dari negara anggota OKI, yang fokus pada kemandirian dalam produksi dan penyedian vaksin, serta rencana pelatihan untuk tahun 2018, yang akan membahas mengenai sistem rantai dingin (cold chain system).?
?Sebagai catatan, VMG sudah dua kali melaksanakan kegiatan pelatihan yaitu pada tahun Oktober 2015 di Taheran Iran membahas mengenai validasi, November 2016 di Bandung Indonesia membahas mengenai manajemen vaksin,? ungkap Rahman.
Rahman menambahkan dari perspektif Industri, Indonesia bisa berkerjasama dalam riset dasar, mengingat anggota OKI memiliki sumber daya yang potensial, dengan banyaknya universitas dan lembaga riset di sekitar wilayah negara teluk, khususnya di kerajaan saudi arabia, termasuk di Asia seperti, Indonesia, Malaysia, Brunei, Afrika.?
"Kami sangat merekomendasikan bahwa universitas atau lembaga riset yang? memiliki teknologi dan metode dapat bersinergi dengan VMG di negara OKI. Kami meyambut baik partnership untuk pengembangan produk baru," tutur Rahman.
Bentuk kerjasama lainnya berkaitan dengan produksi dan riset dan pengembangan vaksin, melalui pembentukan konsorsium untuk mendapat teknologi baru, baik dari pemilik paten yang berasal dari Multi National Company (MNC). Nantinya, teknologi tersebut dapat di transfer ke anggota VMG untuk pembuatan? vaksin di negaranya.
Sebelumnya, Indonesia ditetapkan sebagai Center of Excellence pada pertemuan Tingkat Menteri Kesehatan Organisasi Kerja Sama Islam (KTM OKI) ke-6 di Jeddah, dengan delegasi yang dipimpin oleh Menteri Kesehatan RI. Penetapan Indonesia dalam hal ini Bio Farma sebagai Centre of Excellence on Vaccine and Bio-technology Products, ditegaskan dalam Resolusi OKI mengenai ?Self-Reliance in Supply and Production of Medicines, Vaccines and Medical Technologies?.?
Resolusi antara lain menyetujui kerangka acuan pembentukan Centre of Excellence di Indonesia dan meminta Pemerintah Indonesia untuk mempercepat proses pendirian Centre of Excellence dimaksud.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement