Menjelang Natal dan Tahun Baru Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KpW) Jawa Barat menyiapkan kebutuhan uang kartal sekitar Rp8,1 triliun.
Kepala BI Jabar, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan pihaknya memprediksi kebutuhan uang kartal hingga akhir tahun mencapai Rp3,25 triliun.
BI mencatat proyeksi kebutuhan Natal dan Tahun baru meningkat sebesar Rp0,98 triliun atau 43,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya dengan rincian untuk UPB sebesar Rp0,92 triliun atau meningkat 42,5 persen dan UPK sebesar Rp0,06 triliun atau meningkat 63,6 persen.
Sedangkan untuk modal kerja yang disiapkan mengalami penurunan sebesar Rp0,82 triliun atau atau-9,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dengan rincian untuk UPB turun sebesar Rp0,83 triliun atau turun 10,5 persen. Sedangkan UPK sebesar RP0,01 triliun atau turun sebesar 1,3 persen dan UL mengalami peningkatan sebesar Rp0,03 triliun atau meningkat 80,0 persen.
"Dengan berbagai pertimbangan dan tekanan harga dan inflasi, kita memperkirakan kebutuhan uang masyarakat hingga akhir tahun 2017 berada di sekitar Rp3,2 triliun," ucap Wiwiek kepada wartawan di Bandung, Senin (11/12/2017).
Wiwiek mengungkapkan tingkat kecukupan modal kerja yang sudah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru 2018 sebesar 248 persen yaitu untuk UPB sebesar 230,5 persen dan UPK sebesar 579,1 persen. Sedangkan uang logam sebesar 1.855,0 persen sehingga stok yang tersedia di Bank Indonesia cukup memadai.
"Saya mengimbau kepada masyarakat Jabar agar tetap tenang bahwa semua kebutuhan masyarakat akan uang kartal dipastikan sudah tersedia di Bank Indonesia," ungkap Wiwiek
Peningkatan kebutuhan akan uang kartal menjelang Natal dan Tahun baru ini dipicu oleh beberapa faktor yakni, faktor musiman dimana meningkatnya kebutuhan uang kartal untuk perayaan Natal dan Tahun Baru, pemenuhan kebutuhan rutin perbankan seperti gaji bulanan dan pemenuhan kebutuhan ATM selama libur Natal dan Tahun Baru dan pada akhir tahun sebagian akan direalisasikan dana-dana di berbagai kas pemerintah daerah antara lain dana Bos, sertifikasi guru, dana hibah desa, bantuan keuangan kabupaten/kota dan dana kas daerah lainnya (SP2D).
Wiwiek menambahkan Bank Indonesia akan bekerja sama dengan perbankan di Jabar untuk selalu mengedarkan uang yang layak edar termasuk dibantu oleh kas titipan yang berada di tiga wilayah yakni Sukabumi, Subang dan Pangandaran.
"Selain mengimbau perbankan, BI Jabar akan terus melakukan kas keliling di berbagai pusat keramaian untuk menjamin ketersediaan masyarakat akan uang rupiah," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
Advertisement