Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Tenda Pengungsian, Pengungsi Erupsi Gunung Agung Hasilkan Kerajinan

Dari Tenda Pengungsian, Pengungsi Erupsi Gunung Agung Hasilkan Kerajinan Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Karangasem, Bali -

Pasca terjadinya erupsi Gunung Agung, Bali masyarakat terdampak diimbau meninggalkan tempat tinggalnya. Kini tenda pengungsian yang didirikan oleh pemerintah setempat pun menjadi area sementara korban letusan Gunung Agung. Masyarakat yang sebagian besar mengandalkan kerajinan untuk dijual tersebut pun tetap berkreativitas meskipun dalam keadaan minim.

"Warga melakukannya di tempat pengungsian seperti membuat canang atau persembahan upacara, membuat cemilan, mereka berusaha untuk itu," kata Kepala Dinas Pariwisata Karangasem I Wayan Astika kepada wartawan, Bali, belum lama ini.

Menurut Wayan, pemerintah terus memperhatikan penduduk yang menjadi korban letusan Gunung Agung agar mereka tetap membuat kerajinan. "Menyerap kerajinan sudah tentu secara terorganisir. Memang sudah ada kaitannya dengan Dinas UKM, Keperindag, terkait dengan Dinas Kepariwisataan. Dan ini bagaimana memaksimalkan pengungsi yang ada di daerah pengungsian," terangnya.

Wayan mengakui kondisi perekonomian masyarakat sekitar Karangasem saat ini melesu sejak ditetapkannya status awas oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Namun, Wayan memastikan mulai sekarang dalam radius delapan hingga sepuluh kilometer sebagai daerah yang aman.?

"(Karangasem) kan masih masih aman. Masih banyak juga spot-spot yang diambil untuk didokumentasikan. Banyak tamu yang memanfaatkan fenomena alam ini untuk bisa memanfaatkan dokumentasi," terangnya.

Masih soal keadaan Gunung Agung terkini, Wayan menyesalkan berita-berita palsu (hoax) yang sengaja disebarluaskan untuk kepentingan tertentu. "Sesungguhnya masih aman, cuma kadang-kadang pemberitaan itu sering dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab kalau kita lihat, kenyataannya masih aman-aman saja," kata dia kembali.

Sekadar diketahui sejak 27 November 2017 ada 22 desa yang diungsikan dengan perkiraan jumlah penduduk di radius berbahaya tersebut sekitar 90.000 hingga 100.000 jiwa. Mereka harus mengungsi karena mereka tinggal kawasan rawan bencana yang ancamannya bahaya dari landaan awan panas, aliran lava, guguran batu, lontaran batu pijar, dan hujan abu lebat.

Berdasarkan data yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Provinsi Bali, jumlah pengungsi pada 29 November 2017 pukul 18.00 sebanyak 43.358 jiwa yang tersebar di 229 titik pengungsian. Pengungsi terdapat di Kabupaten Buleleng yaitu 5.992 jiwa, Klungkung 7.790 jiwa, Karangasem 22.738 jiwa, Bangli 864 jiwa, Tabanan 657 jiwa, Denpasar 1.488 jiwa, Gianyar 2.968 jiwa, Badung 549 jiwa, dan Jembrana 312 jiwa.?

Gubernur Bali telah mengimbau agar masyarakat mengungsi di sekitar Karangasem saja, tidak perlu jauh-jauh karena akan memudahkan penanganan pengungsi. Namun demikian, masyarakat tetap mengungsi ke luar Karangasem. Bahkan, ada yang mengungsi ke Lombok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Advertisement

Bagikan Artikel: