Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penyaluran KUR BRI di Jayapura Capai Rp914 Miliar

Penyaluran KUR BRI di Jayapura Capai Rp914 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jayapura -

PT BRI Wilayah Jayapura mencatatkan penyaluran kredit usaha rakyat di wilayah kerjanya yang mencakup Provinsi Papua dan Papua Barat telah mencapai Rp914,420 miliar.

"Khusus penyaluran KUR selama 2016 adalah Rp984,622 miliar. Sedangkan untuk 2017 sampai dengan November menyalurkan 914,420 miliar," ungkap I Wayan Nasta selaku Pimpinan BRI Wilayah Jayapura,? di Jayapura, Sabtu (23/12/2017).

Nasta mengakui realisasinya hinga November 2017 belum bisa melampaui target tahunan yang diberikan, yaitu Rp1 triliun. Namun dirinya optimis dengan waktu tersisa angka tersebut bisa dicapai.

"Total nasabah yang mendapat pembiayaan dari BRI sekarang, untuk mikro 45.328 nasabah, sedangkan ritel 1.826 nasabah. Dari sisi 'outstanding' KUR, memang lebih banyak ke mikro yang pembiayaannya sampai Rp25 juta, di atas itu masuk kategori ritel," tuturnya.

Namun dirinya juga menyebut realisasi KUR tersebut dapat dikatakan cukup bagus karena pada pelaksanaannya di lapangan, petugas BRI kerap menemui kendala, terutama dari sisi geografis.

"Untuk wilayah Papua dan Papua Barat, realisasi sebesar itu sudah bagus karena di sini kita banyak menemui kendala. Pertama masalah geografis, lalu masalah efesiensi," ujarnya lagi.

Lalu mengenai perbedaan data antara BRI dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Papua, mengenai realisasi KUR, ia menjelaskan hal tersebut terjadi karena perebedaan sistem laporan.

Menurutnya kini BRI menggunakan Sistem Informasi Kredit Program (SKIP) yang belum digunakan oleh Kanwil DJPb Papua.

"Memang ada perubahan data antara BRI dengan Kanwil DJPb Papua karena sekarang kita menggunakan sistem pelaporan baru yang namanya SIKP. Mungkin data yang di Kanwil DJPb belum masuk tetapi kami sudah menyesuaikan," ungkapnya.

"BRI sedang melakukan percepatan input data, tapi memang banyak kendala, mulai dari masalah jaringan karena semuanya sistem 'online', sampai pada masalah petugas di lapangan yang ingin menyalurkan KUR tapi datanya belum lengkap sehingga datanya tidak bisa diterima," pungkas Nasta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Bagikan Artikel: