Jadi Startup Big Data Analitik, Snapcart Guncang Industri Riset Pasar Lewat Aplikasi
Snapcart, startup big data analitik yang didirikan pada 2015, telah mengguncang industri riset pasar dengan pendekatan inovatifnya untuk memanfaatkan teknologi terkini seperti menggunakan aplikasi mobile untuk mendapatkan data. Dalam dua tahun operasinya, perusahaan ini telah diakui secara global dan termasuk dalam daftar perusahaan paling mendisrupsi di dunia oleh Disrupt 100, dan telah bermitra dengan lebih dari 75 brand FMCG di Asia Tenggara. Sebagai gantinya, pengguna mengunggah struk belanja mereka di aplikasi, yang diproses oleh teknologi milik Snapcart. Sampai saat ini, Snapcart telah memproses lebih dari 8 juta struk belanja.
Para data scientist Snapcart memiliki peran yang sangat besar, bertanggung jawab untuk menemukan actionable insights, yang berasal dari ragam data pengguna. Teresa Condicion, Co-Founder dan Chief of Operations & Data Snapcart, yang juga merupakan mantan Direktur APAC Associate Consumer Analytics and Insights di P&G mengatakan, "Di perusahaan lain, seperti Amazon, para data scientist membantu memberi arahan produk perusahaan. Di Snapcart, pekerjaan kami adalah produknya," katanya, Selasa (2/1/2018) di Jakarta.
Gabungan energi dan pola pikir inovatif yang merupakan ciri khas startup dengan sumber daya berkelas setara perusahaan besar, menjadikan Snapcart sebagai tempat yang menarik bagi para kaum profesional, terutama profesi data scientist. Dari jutaan gambar yang yang diunggah penggunanya, data-data tersebut kemudian diolah menjadi profil pengguna, perilaku pengguna aplikasi, dan berbagai data yang terstruktur dan tidak terstruktur lainnya, suatu tingkat kedalaman data yang belum pernah ada sebelumnya. Tak terbatas, istilah inilah yang paling tepat untuk menggambarkan pendekatan analitik, mulai dari pemodelan statistik sampai machine learning dan deep learning.
Memang, data scientist Snapcart bekerja sama dengan tim teknologi, telah membantu mengembangkan teknologi kelas terbaik di bidang machine learning mutakhir, teknologi Optical Character Recognition (OCR) buatan Artificial Intelligence, kemampuan pengenalan gambar, dan analisis kecurangan. Di sisi data, mereka membantu mengembangkan analisis pemasaran baru yang mempertimbangkan pembelanja pada tingkat yang baru. Entah itu pengoptimalan harga real time pada tingkat yang paling rinci atau atribusi media untuk analisis offline yang tidak memungkinkan sebelumnya.
Penekanan pada pengembangan karier dan keterlibatan karyawan adalah beberapa poin utama di Snapcart. Para data scientist muda didorong untuk tidak hanya berfokus pada aspek teknis pekerjaan mereka, tapi juga untuk memahami makna dan konteks bisnis. Inovasi yang dibuat akan mendikte banyak metode untuk menentukan arah seputar riset pasar di masa depan. Dengan menjadi bagian dari tim akan memberikan kesempatan para data scientist untuk berinovasi, menciptakan sesuatu dari awal menggunakan teknik riset dan teknik data science yang menangani data tingkat dasar yang lebih efektif bagi bisnis untuk membuat keputusan berdasarkan data pembelian aktual.
"Data scientist adalah keunggulan kompetitif bagi Snapcart. Brands mendapatkan nilai yang signifikan dengan membawa big data analytics ke toko-toko tradisional dimana masih dikunjungi oleh sebagian besar pembeli, membawa kita lebih dekat pada kemampuan periklanan yang inovatif dan raksasa ritel seperti Amazon dan Google," kata Teresa.
Bukan hanya Asia Tenggara yang memperhatikan Snapcart. Startup big data analytics ini, yang saat ini beroperasi aktif di Indonesia dan Filipina, sedang bersiap untuk berkembang di negara baru sebagai tanggapan atas tuntutan perusahaan multinasional yang ingin mendapatkan actionable insights dari Snapcart.
"Sebagai data scientist, Snapcart memberikan tantangan yang menarik untuk dipelajari dan berkembang," Teresa menyimpulkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: