PT PP Properti Tbk (PPRO) sepanjang tahun 2017 berhasil mencatat pertumbuhan pra penjualan atau marketing sales sebesar 21% menjadi Rp3 triliun.
Direktur Utama PT PP Properti Taufik Hidayat menuturkan jika penjualan perseroan tahun lalu dikontribusikan dari proyek Grand Kamala Lagoon (24 persen), Grand Shamaya Surabaya (18 persen), Alton Semarang (11 persen), Evenciio Depok (10 persen), Begawan Malang (9 persen), dan juga kontribusi dari beberapa proyek realti serta commercial lainnya.
"Saat ini kami masih menunggu hasil audit dari KAP atas kinerja 2017. Namun, kami yakin dan optimis atas pencapaian angka tersebut," jelas Taufik Hidayat, dalam laporan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (3/1/2018).
Pertumbuhan mendorong laba bersih perseroan mencapai Rp440 miliar. Adapun Arus Kas Operasi untuk tahun 2017 akan mencapai Rp70 miliar. Angka ini jauh lebih baik dari periode yang sama tahun lalu yang minus Rp185 miliar.
"Untuk pengembang yang masih banyak membangun, hal ini merupakan capaian yang luar biasa. Ini dikontribusi karena meningkatnya pembelian bulk dan meningkatnya porsi pembelian dengan hard cash dari produk-produk yang kami luncurkan," ucapnya.
Sementara penguatan dari sisi Arus Kas mendorong tercapainya posisi neraca keuangan yang sehat. Per 31 Desember 2017, rasio utang berbunga terhadap modal sekitar 0,75. Dengan demikian, total utang berbunga PPRO masih berada di bawah 1 kali, posisi ini menunjukkan tingkat leverage yang terkendali.
Tahun 2018 merupakan Harvesting Year bagi perseroan. Perseroan akan fokus pada pengembangan landbank yang telah dimiliki. "Sekitar 297 hektare total lahan yang telah kami miliki dan seluruhnya akan lanjut produksi di tahun ini," ujarnya.
Adapun, jumlah site proyek yang akan siap dikembangkan ada 26 site yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia antara lain Cibubur, Depok, Semarang, Bandung, Surabaya, dan daerah lain.
"Belanja modal di 2018 hanya sekitar Rp1,8 triliun sebagian besar akan digunakan untuk bayar cicilan landbank. Kalaupun ada utang sifatnya hanya untuk refinancing. Dengan begitu, rasio keuangan akan terkendali dimana hutang berbunga akan diminimalisir," katanya.
Selain fokus pada pengembangan landbank yang sudah ada, di 2018 ini PPRO akan mulai pengembangan beberapa lokasi TOD dan peningkatan pendapatan berkelanjutan atau recurring income melalui pembangunan hotel di Lombok dan Labuan Bajo.
Dengan aksi-aksi tersebut manajemen yakin dapat memenuhi komitmennya kepada para pemegang saham untuk pencapaian target kinerja di 2018 yang semakin jauh lebih baik dan bersaing.
"Target perolehan angka pemasaran (pre sales) di 2018 sebesar Rp3,8 triliun atau naik 25 persen dari tahun sebelumnya dan dengan target pencapaian laba bersih Rp528 miliar atau tumbuh 20 persen dari pencapaian sebelumnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: