Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Pangan Terjaga, Kemiskinan Menurun

Harga Pangan Terjaga, Kemiskinan Menurun Seorang perempuan mencuci baju di atas lanting di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) di pemukiman Kampung Semangit, Desa Nanga Leboyan, Kecamatan Selimbau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar, Jumat (27/10). Pemukiman Kampung Semangit yang berada di atas air dan dihuni hanya 92 Kepala Keluarga (KK) tersebut, menggantungkan hidupnya dari hasil mencari ikan di TNDS. | Kredit Foto: Antara/Hs Putra Pasaribu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis jumlah penduduk miskin di Indonesia September 2017 mencapai 26,58 juta orang. Angka kemiskinan ini menurun 1,19 juta orang dibandingkan dengan Maret 2017 yang mencapai 27,77 juta orang. Sementara jika dibandingkan dengan September tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin menurun 1,18 juta orang.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi menilai penurunan angka kemiskinan tersebut merupakan hasil dari kerja bersama pemerintah di tahun ke tiga pemerintahan Jokowi-JK. Menurutnya, prestasi pemerintah yang menonjol dalam menurunkan angka kemiskinan yakni mampu menyediakan dan menstabilkan harga pangan strategis serta meningkatkan kinerja ekspor hingga 17% per Januari-November 2017.

"Selama tahun 2017 hingga saat ini harga pangan pokok, terutama beras stabil. Bahkan, di saat cuaca ekstrem pun harganya masih stabil. Begitu harga cabai, daging ayam, gula, dan daging sapi masih stabil walaupun naik wajar dan tidak lama," demikian terang Gandhi di Jakarta, Kamis (4/1/2018).

Gandhi menguraikan terjaminnya ketersediaan dan stabilnya harga pangan pokok tersebut, berdampak nyata terhadap rendahnya inflasi. Terbukti, data BPS menyebutkan inflasi pada periode Maret-September 2017 cukup rendah yakni 1,45%.

"Inflasi ini merupakan faktor yang signifikan terhadap angka kemiskinan. Ini menyangkut kemampuan masyarakat membeli atau mendapatkan pangan dan juga kebutuhan lainnya," jelasnya.

Menurut Gandhi, penurunan angka kemiskinan, khususnya di pedesaan juga karena besarnya bantuan gratis ke petani seperti benih, traktor, pompa air, dan pupuk. Bantuan ini tentunya meringankan pengeluaran, tetapi justru menambah penghasilan petani. "Artinya, tingkat kesejahteraan masyarakat naik. Makanya, jumlah masyarakat miskin turun," ujarnya.

Selain itu, penurunan angka kemiskinan juga disebabkan juga karena asupan gizi masyarakat, khususnya di pedesaan terpenuhi. Hal ini selain karena tersedianya pangan yang beragam, juga pemerintah telah menjalani Program Kampung Keluarga Berencana.

"Program ini berperan penting dalam memberikan edukasi gizi sehingga bayi yang dilahirkan sehat dan menekan tingkat kematian ibu melahirkan. Sebab, jika bayi dan ibu hami tidak sehat, tentu berdampak ke pengeluaran dan pendapatan yang minim sehingga kemiskinan terus tumbuh di masyarakat," sebut Gandhi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah

Bagikan Artikel: