Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Startup Otenta Siap Globalkan Produk Lokal

Startup Otenta Siap Globalkan Produk Lokal Otenta resmi diluncurkan sebagai start-up e-commerce yang khusus menghadirkan produk-produk berkualitas buatan Indonesia pada Selasa (15/8/2017). | Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini, marketplace startup di Indonesia sangat menjamur. Sayangnya, marketplace yang menjual 100% produk lokal tidak terdengar. Otenta hadir dengan semangat memperkenalkan produk lokal Indonesia di tingkat domestik hingga global.

Salah satu pemain yang paling besar dalam startup adalah segmen marketplace. Setiap startup memiliki ciri khas masing-masing dalam menggarap pasarnya agar dikenal oleh masyarakat. Salah satu startup marketplace yang baru saja muncul ke publik adalah Otenta.

Otenta adalah akronim dari kata otentik dan Indonesia. Startup yang baru saja mengumumkan peluncurannya pada Agustus ini, menjadi tempat para produsen lokal memasarkan produknya kepada konsumen. 

“Di Indonesia marketplace banyak, tapi kami pilih marketplace yang cocok dan diterima di hati masyarakat untuk mempromosikan produk-produk asli Indonesia,” kata Founder Otenta, Anton Liu, saat diwawancarai di kantornya yang berlokasi Gedung Sarinah, Jumat (18/8/2017).

Anton mengatakan kehadiran Otenta dalam dunia marketplace Indonesia tidak sekadar ingin menjadi peramai saja. Menurutnya, potensi pasar terhadap produk lokal Indonesia sangat besar di tingkat global dan domestik.

“Pengalaman saya traveling keluar negeri, pasti selalu saja ada produk uniknya. Jadi, kami ingin Otenta ini menjadi wadah produk Indonesia,” kata pria yang sudah malang melintang di dunia perbankan.

Meski baru beroperasi, Otenta sudah memiliki 140 pemasok atau supplier lokal. Produk-produk yang ditawarkan juga beragam, antara lain kerajinan tangan, karya seni, busana, hingga makanan ringan. Otenta juga dalam waktu dekat akan memasarkan alat-alat musik lokal.

Untuk produk-produk yang dipasarkan di Otenta, Anton mengatakan pihaknya harus melakukan kurasi terlebih dahulu. Hal tersebut ditujukan untuk menjamin kualitas produk yang diterima oleh konsumen nantinya.

Untuk mendapatkan profit dalam bisnis ini, Otenta menerapkan profit sharing dengan para pemasok. Sayangnya, Anton tidak ingin mengungkapkan besarnya persentase yang diterima oleh Otenta untuk setiap produk yang terjual. “Kami masih undisclosed soal angkanya, tapi yang jelas setiap produk berbeda persentasenya,” kata Anton.

Tidak hanya memasarkan secara online, Otenta juga bekerja sama dengan perusahaan penerbangan, perhotelan, dan tempat wisata untuk memasarkan produk-produk yang dijual secara offline. Anton berharap pemasaran secara offline dapat memperkenalkan Otenta lebih luas.

Dari sisi logistik, Otenta telah bekerja sama dengan TIKI dan JNE untuk pengiriman barang dalam negeri. Sementara itu, untuk pengiriman barang ke luar negeri, Otenta sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan logistik internasional, United Parcel Services (UPS).

Dalam membangun Otenta, Anton bekerja sama dengan tiga orang lainnya yang memiliki pengalaman berbeda-beda, yaitu Stevanus Setiawan di bidang teknologi, Daria Adiwibowo di bidang desain, dan Syahmedi Dean di bidang fesyen sekaligus media. Ketiganya menjabat sebagai CoFounder dalam jajaran direksi Otenta.

Anton optimistis ke depannya bisnis Otenta dapat bersaing dengan marketplace yang telah hadir terlebih dahulu. “Kami ingin menjadi rising star di marketplace Indonesia. Tidak hanya itu, kami juga ingin produk-produk lokal Indonesia dapat dikenal di dalam dan luar negeri,” kata Anton. 

BTN: Otenta Berpotensi Seperti Alibaba di Cina

Meski terbilang baru meluncur, Otenta sudah bekerja sama dengan berbagai rekanan yang dikenal luas di publik, seperti bank BTPN, Sriwijaya Air, Sido Muncul dan perusahaan BUMN Sarinah dan BTN. Bisnis dengan memasarkan 100% produk lokal menjadi daya tarik berbagai pihak untuk bekerja sama dengan Otenta.

“Ke depan Otenta kelihatannya punya target bisnis dan market kalau beli produk Cina di Alibaba, beli produk AS di Amazon dan kalau beli produk Indonesia ya di Otenta,” kata Kepala Divisi Digital Banking BTN, Dopo Listimoyo saat diwawancarai Warta Ekonomi, Rabu (23/8/2017).

Kerja sama antara Otenta dengan BTN berbentuk promosi dan potongan harga bagi nasabah yang berbelanja menggunakan kartu debit dan kredit. Potongan harga yang ditawarkan bisa mencapai 72%. Selain itu, Otenta juga dapat membina dan memasarkan produk UMKM binaan BTN. Hal tersebut dilakukan agar UMKM dapat mengimplementasikan teknologi dalam memasarkan produknya.

Dopo menambahkan kerja sama dengan Otenta ini sejalan dengan rencana bisnis BTN yang ingin mendorong peran UMKM dan pembayaran non tunai. Dopo menjelaskan pertumbuhan pembayaran dengan transaksi debit online BTN mencapai 365% per Juli 2017 dibandingkan tahun sebelumnya atau year on year (yoy). 

“Kami ingin UMKM, khususnya binaan BTN dapat naik kelas menjadi go global dan go digital,” kata Dopo.

Cyber Agent Ventures Indonesia yang memiliki portofolio investasi di perusahaan e-commerce melihat potensi Otenta. Menurut Vice President Cyber Agent Ventures Indonesia, Steven Vanada, Otenta memiliki potensi untuk berkembang di Indonesia. Pasalnya, Otenta memiliki keunikan jenis produk yang dijual kepada konsumen. 

Namun, ia menilai Otenta sebagai pemain baru di dunia e-commerce dan marketplace harus mampu mencari ceruk pasar yang belum tergarap pemain besar. “Kalau pemain baru dapat menemukan cara untuk menciptakan pertumbuhan user jauh lebih efisien dari existing players dengan menggunakan leverage technology,” kata Steven, Rabu (30/08/2017).

Sebagai perusahaan marketplace baru, Otenta juga perlu mengedukasi pasar agar masyarakat berbelanja lewat situsnya. Menurutnya, dengan mengedukasi pasar, Otenta dapat bersaing dengan perusahaan marketplace dengan modal yang lebih besar

“Permainan diskon atau insentif lain dari pemain besar, menyebabkan pemain baru ini lebih susah untuk mendapatkan user. Dibanding dulu, pemain yang ingin terjun ke bidang e-commerce sekarang akan mempunyai tantangan yang lebih besar dibanding pemain-pemain startup yang telah lama establish branding yang terpercaya di Indonesia,” kata Steven.

Tampilan situs sekaligus cara pembayaran yang nyaman bagi konsumen juga menjadi strategi bagi startup marketplace dan e-commerce untuk meningkatkan penggunanya. Hal tersebut juga dilakukan agar para pengguna dari sisi pembeli dan penjual dapat lebih nyaman bertransaksi di situs tersebut.

Secara umum, Steven menyampaikan dalam industri e-commerce dan marketplace terjadi persaingan yang sangat ketat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini seiring dengan membanjirnya investasi global yang masuk ke dalam negeri. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi startup lokal untuk mampu bersaing dalam industri tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Moch Januar Rizki
Editor: Ratih Rahayu

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: