Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kasan mengungkapkan pemerintah memberikan atensi khusus terkait lonjakan harga beras di pasaran. Langkah penanggulangan, mulai dari kebijakan impor hingga operasi pasar dilakukan guna memastikan tidak ada gejolak harga.
Menurut Kasan, lonjakan harga beras bila dibiarkan tidak terkendali akan berdampak pada inflasi dan kemiskinan. Diketahui beras merupakan komoditas pangan strategis yang memberi andil besar terhadap inflasi. Tidak cuma itu, beras menjadi salah satu indikator mengukur tingkat kemiskinan.
"Harus dijaga betul stabilitas harga beras. Harus kita pahami bahwa beras itu patokan mengukur tingkat kemiskinan. Kalau terjadi kenaikan harga secara tidak wajar maka jumlah kategori penduduk miskin pastinya berpengaruh," kata Kasan, seusai menghadiri 'Pelepasan Operasi Pasar' di Gudang Bulog Sulselbar, kemarin (12/1/2018).
"Dampak yang lain (lonjakan harga beras) ya inflasi. Kontribusi beras kan sangat besar makanya pemerintah sangat serius menjaga stabilitas harga beras," sambung Kasan yang merupakan perwakilan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Langkah penanggulangan lonjakan beras diketahui sedang berlangsung. Pemerintah telah memastikan adanya impor beras khusus sebesar 500 ribu ton dari Thailand dan Vietnam. Selain itu, pun dilaksanakan operasi pasar di ribuan titik lingkup Indonesia. Operasi pasar digelar mulai 8 Januari hingga 31 Maret.
Kasan melanjutkan operasi pasar itu merupakan perintah dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita. Operasi pasar kali ini berbeda dengan kegiatan terdahulu, dimana pihaknya lebih ketat dalam hal pendistribusian. Pemerintah ingin memastikan penyaluran beras sampai ke pedagang pengecer dengan harga murah.
Kepala Divisi Perum Bulog Sulselbar Dindin Syamsuddin mengungkapkan stok dan harga beras di wilayahnya relatif stabil. Meski begitu, ada segelintir daerah yang diakui terjadi kenaikan harga. Untuk itu, pihaknya melakukan operasi pasar dengan dua tujuan sekaligus yakni menstabilkan harga dan mencegah kenaikan harga.
Dindin menuturkan secara keseluruhan harga beras di Sulselbar berada di bawah harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram. Karena itu, beras dalam operasi pasar dibanderolnya seharga Rp9.000 per kilogram. Tahap awal, pihaknya akan menggelontorkan hampir 100 ton beras ke pasar-pasar tradisional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Fauziah Nurul Hidayah