Warta Ekonomi, Makassar -
Tim Detasemen Khusus atau Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menemui Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo, di kantornya di Jalan Urip Sumihardjo, Kota Makassar, kemarin. Kedatangan tim anti-teror itu untuk melaporkan perkembangan kasus teror bom terhadap Gubernur Syahrul pada 2012 silam. Sekaligus meminta kesaksian atau keterangan Gubernur Syahrul guna melengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Sekadar diketahui, teror bom terhadap Gubernur Syahrul terjadi pada acara jalan santai perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar di Monumen Mandala, Kota Makassar, 11 November 2012. Kala itu, pelaku teror melemparkan bom pipa ke Gubernur Syahrul yang tengah berpidato di panggung. Beruntung, bom pipa tidak meledak dan tidak ada satu pun korban dalam kejadian tersebut.
"Saya termasuk orang yang dimintai keterangan, yang ditanyakan apakah saya orasi waktu itu, apakah betul ada kegiatan dan berada di tempat, termasuk melihat bom," kata Gubernur Syahrul, dalam keterangan persnya, Rabu, (17/1/2018).
Berdasarkan laporan yang ada, Gubernur Syahrul menyebut sudah ada lima orang yang ditangkap terkait teror bom 2012. Teranyar yaitu penangkapan Bakri di Luwu Timur, beberapa bulan lalu. Teror bom terhadap Gubernur Syahrul diklasifikasi sebagai teror yang aneh. Musababnya, di buku FBI dan CIA, teror untuk gubernur ini diindikasikan karena motivasi politik, bukan fanatisme ideologi.
Bersamaan dengan kunjungan Densus 88, hadir pula tim penulis yang sedang membuat buku guna menulis buku terkait pengalamannya mendapatkan teror bom.
"Ada juga teman yang menyusun buku, cuma memang pengalaman itu ada saat saya orasi. Terdapat sekitar 200 ribu audiens saya ajak baca Al-Fatihah, saat dilempar bom itu masih bunyi kayak mercon dan kemudian masih di atas belum jatuh ke bawah. Sempat saya lihat dan jatuh empat meter dari saya," kenang Gubernur Syahrul.
Mengingat teror bom itu terjadi menjelang pilkada, Gubernur Syahrul mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk juga waspada dan berhati-hati memasuki tahun politik. "Semua pihak harus waspada, jangan lengah, saya jamin polisi kita kuat. Cuma tadi itu sebagai warning saya sebagai gubernur, bisa saja target ke saya itu masih ada. Wajar kalau Densus sampaikan," tuturnya.
Kepala Kesbangpol Sulsel, Asmanto Baso Lewa, membenarkan kunjungan Densus 88 untuk meminta kesaksian Gubernur Syahrul sekaligus melaporkan perihal kasus bom 2012 tersebut. "Itu untuk materi BAP tersangka terakhir, perampungan atas nama Bakri. Selain itu, Sulsel kan merupakan barometer keamanan nasional. Sedangkan di tahun pilkada, koordinasi kita terus berjalan," paparnya.
Bom pipa yang ditujukan kepada Gubernur Syahrul diketahui memiliki daya ledak yang tinggi dengan dampak kerusakan yang fatal bagi orang dan benda yang ada di sekitarnya. "Bom itu tidak meledak karena kabel dan sumbu tidak tersambung. Padahal disetting meledak, radius ledak bisa 20 meter," kata salah seorang perwakilan Densus 88 yang enggan disebutkan namanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: