Nuffic Neso Indonesia Buka Peluang Besar Beasiswa ke Belanda
Holland Scholarship Day ke 6, yang diadakan oleh Nuffic Neso Indonesia untuk memberikan informasi tentang opsi beasiswa studi ke Belanda digelar hari ini, Sabtu (20/1/2018) di Erasmus Huis, Kedutaan Besar Belanda.
Begitu banyak jalan menuju ke Belanda! Ada beasiswa yang pendanaannya berasal dari Belanda, di antaranya StuNed, Orange Tulip Scholarship, dan Holland Scholarship. Dari pemerintah Indonesia juga tidak kalah banyaknya, antara lain LPDP, beasiswa dari Bappenas dan organisasi lain.
Peserta disambut oleh direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter van Tujil, dan turut hadir Penasehat Pendidikan Kedutaan Besar Belanda, Sarah Spronk, yang kemudian membuka secara resmi acara Holland Scholarship Day ini. Azis Nur Wahyudi, Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yang juga hadir menyambut peserta Holland Scholarship Day kali ini.
Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berburu beasiswa, mengingat pelaksanaan acara ini berbarengan dengan waktu pembukaan beasiswa, seperti StuNed contohnya. StuNed merupakan beasiswa yang popular untuk warga Indonesia yang ingin studi S2 ke Belanda.
Beberapa faktor yang mendukungnya antara lain: beasiswa ini terbuka untuk fresh graduate dan merupakan full scholarship. Program StuNed yang merupakan beasiswa bilateral telah berlangsung sejak tahun 2000 dan menghasilkan lebih dari 4.000 alumni dari berbagai bidang studi. Jika berhasil, penerima beasiswa akan langsung memulai kuliahnya di Belanda pada September 2018.
Direktur Nuffic Neso Indonesia, Peter Van Tujil mengatakan, "Beasiswa bukan hadiah, ini adalah investasi untuk orang itu sendiri, supaya dapat pendidikan lebih baik, pekerjaan lebih baik, dan hubungan lebih baik antara dua negara. Ini saya pikir sangat penting. Semoga kita bisa bekerjasama. Dan kedepannya anak Indonesia bisa lebih baik. Supaya kita saling membantu," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar disela-sela acara presentasi Holland Scholarship Day ke 6.
StuNed juga bekerjasama dengan beberapa universitas dalam bentuk co-funding. Beberapa universitas ini turut hadir, antara lain: ISS (International Institute of Social Studies – Erasmus University of Rotterdam), IHS (Institute for Housing and Urban Development Studies – Erasmus University of Rotterdam), ITC (Faculty of Geo-Information Science and Earth Observation – University of Twente), and TIAS Business School. Co-funding meningkatkan kesempatan pelamar beasiswa untuk mendapatkan StuNed.
"Harapan saya sangat besar, tahun depan agar lebih banyak muka-muka dari Indonesia. Siapa saja bisa mengajukan beasiswa. Tidak perlu belajar bahasa Belanda untuk belajar di Belanda," tambah Peter.
Proses seleksi memang sangat ketat. Hal itu seperti disampaikan Peter, adalah untuk menyaring pelajar terbaik dari Indonesia. Selain itu, beasiswa yang disediakan Pemerintah juga masih terbatas. Sehingga yang dipilih adalah mahasiswa-mahasiswa dengan prestasi dan nilai terbaik.
Untuk kuota pelajar yang terpilih mendapatkan beasiswa yaitu 60 sampai 70 pelajar. Namun Peter menegaskan bahwa kuota bisa berubah setiap tahunnya.
Informasi tentang StuNed dapat ditemukan di http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa/stuned. Tentunya dengan melimpahnya opsi untuk kuliah ke Belanda, diharapkan Belanda tetap menjadi salah satu tujuan teratas bagi pelajar Indonesia untuk meningkatkan kapasitas dan keunggulan global.
Nuffic Neso Indonesia adalah kantor perwakilan Nuffic, organisasi non-profit di Belanda yang ditunjuk resmi menangani kerja sama internasional di bidang pendidikan dan didanai oleh pemerintah Belanda. Nuffic Neso Indonesia menyediakan informasi serta memberikan konsultasi secara cuma-cuma mengenai lebih dari 2.100 program studi yang diberikan dalam bahasa Inggris.
Nuffic Neso Indonesia juga memprakarsai dan memfasilitasi kerja sama di bidang pendidikan tinggi antara institusi di Indonesia dan Belanda serta menawarkan, mewakili pemerintah Belanda,beasiswa untuk warga negara Indonesia setiap tahunnya www.nesoindonesia.or.id
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Hafit Yudi Suprobo