Warta Ekonomi, Makassar -
Bukan hanya jumlah penduduk miskin di Sulsel yang terus bertambah, tingkat kemiskinan terdata semakin memprihatinkan. Badan Pusat Statistisk (BPS) mencatat indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan di pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia terus meningkat.
Berdasarkan data BPS, indeks kedalaman kemiskinan bertambah dari 1,53 periode September 2016 menjadi 1,92 periode September 2017. Begitu pula dengan indeks keparahan kemiskinan meningkat dari 0,38 menjadi 0,51. Terlihat pula indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan lebih tinggi di desa dibandingkan di kota.
"Itu semua mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauhi garis kemiskinan. Lalu, ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin bertambah," kata Kepala BPS Sulsel, Nursam Salam, Selasa, (23/1/2018).
Menurut Nursam, persoalan kemiskinan bukan sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan, sambung dia, adalag tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain harus menekan jumlah penduduk miskin, kebijakan pemerintah sejatinya harus bisa mengurangi tingkat kemiskinan itu.
Masih merujuk data BPS, jumlah penduduk miskin di Sulsel periode September 2017 tercatat naik 9,48 persen atau setara 825,97 ribu jiwa. Angka itu melonjak dibandingkan kondisi September 2016 maupun Maret 2017. Jumlah penduduk miskin di Sulsel terus bertambah hampir dalam dua tahun terakhir.
Nursam melanjutkan bila melihat komposisi atau sebarannya, penduduk miskin di Sulsel kebanyakan berasal di pedesaan. Jumlahnya mencapai 659,47 ribu jiwa. Sedangkan penduduk miskin di perkotaan hanya berkisar 166,50 ribu jiwa. Beberapa komoditas yang memiliki andil besar terhadap peningkatkan angka kemiskinan di Sulsel meliputi beras, rokok kretek filter dan perumahan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: