#Masyarakat Beralih ke Premium Karena Sedikit Selisih Harga Beras Medium
Distributor Sulit Jual Beras Medium
Distributor beras di Balikpapan seperti UD Gunung Sari mengaku sulit menjual beras medium sesuai HET Rp9.850 per kg, karena perbedaan harga yang sedikit antara harga beras medium dan premium.
Yudi Hartanto pemilik UD GUnung Sari mengaku peralihan pembeli beras medium ke premium karena selisihnya tidak jauh. HET premium ditetapkan Rp13.300 per kg dan saat ini masih dijual Rp12.600 per kg.
“Premium itu HET Rp13.300 per kg kita jual masih Rp12.600 per kg. Betul beras medium dan premium naik semua. Kita ambil dari Jawa dan untuk stok masih aman sampai 1,5 bulan kedepan,” tuturnya disela-sela sidak beras yang dilakukan KPPU Balikpapan dan TPID Balikpapan (23/1/2018).
Alasan sulit menjual sesuai HET karena selisih harga jual antara medium dan premium.
“Orang-orang beralih ke premium karena harga sudah tidak terpaut jauh jadi lebih baik beli premium. Naik sejak Desember. Saat ini selisih harganya Rp25 ribu per karung isi 25kg. premium kita jual Rp315 ribu ada juga Rp290 ribu ada juga Rp285 ribu. Untuk medium Rp270 ribu per 25kg. beda kualitasnya,” bebernya.
Kenaikan beras premium ukuran 25 kg dari Rp295 ribu menjadi Rp315 ribu. “Naik Rp20 ribu,” sebutnya.
Yudi mengatakan kenaikan beras ini tidak memperuhi daya beli. Kenaikan ini diperkirakan hanya terjadi dua bulan saja.
”Setelah ini kan panen terus ada beras impor pasti harga akan turun lagi. Maksimum harga tinggi sampai 3 bulan. Habis itu aman,” ujarnya.
Pemilik UD Setya Wijaya mengakui setiap bulanya mendapatkan pasokan 160 ton dari Banyuwangi.
Pasokan ini setiap bulan habis terjual. Namun pihaknya melakukan repacking dari ukuran 25 kg ke ukuran 5-10 kg. sehingga harga jual berubah. Packing ulang ini sudah dilakukan sejak lama.
“Ini premium semua. Perminggu 40 ton. Konsumen cari begitu (5 kg) seusai kemasan ada juga mau 25 kg. kalau 25 kg dijual Rp318 ribu. Kalau 5 kg Rp67 ribu kalau 10 kg dijual Rp134 ribu,” bebernya.
Dia mengakui dengan packing ulang ini ada biaya tambahan seperti plastic, biaya kuli packing, susut beras.
“Rumah tangga kan ada butuh 5 kg nanti bisa tambah lagi. Kita datangkan Banyuwangi. Yang lebih tinggi yang sudah dipacking ini. Nggak tahu berapa berapa biaya-biaya tambahan ini,” tukasnya. (
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: