Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pidatonya Dianggap Melecehkan Ormas Islam, Kapolri Meminta Maaf

Pidatonya Dianggap Melecehkan Ormas Islam, Kapolri Meminta Maaf Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI) Indonesia Hamdan Zoelva mengatakan bahwa Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah menyampaikan permintaan maaf atas video pidatonya, yang menjadi polemik.

"Beliau mengatakan kalau memang ada yang kurang, ada yang salah, 'saya mohon maaf'. Beliau sampaikan begitu," kata Hamdan di rumah dinas Kapolri, Kebayoran Baru, Jakarta, Rabu.

Hamdan bersama delapan petinggi DPP Syarikat Islam menemui Kapolri untuk meminta penjelasan mengenai video pidato Kapolri yang menjadi polemik. Hal itu dilakukannya untuk memahami maksud sebenarnya dari isi pidato itu.

"Tabayun, untuk mendapat klarifikasi terkait pernyataan Kapolri yang menjadi viral. Karena ini menjadi pembicaraan umat di kalangan 'grass root'," katanya.

Dari pertemuannya dengan Kapolri, diketahui bahwa ada pemenggalan durasi video yang tersebar di internet sehingga terjadi kesalahpahaman dalam memaknai video pidato Kapolri. Hamdan menambahkan, setelah mendapat penjelasan dari Kapolri, pihaknya bisa memahami bahwa tidak ada niat Kapolri untuk mengesampingkan ormas-ormas Islam di Indonesia.

Menurut dia, video berisi pidato Kapolri itu merupakan pidato lawas yang disampaikan di Pondok Pesantren Annawawi, Serang, Banten dalam acara Nahdlatul Ulama pada 8 Februari 2017. Ponpes tersebut diketahui milik Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Maaruf Amin.

Sebelumnya, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain membuat surat terbuka yang diunggah di akun Facebook-nya untuk menanggapi pidato Kapolri tersebut.

Dalam surat terbuka itu, Zulkarnain mengatakan memprotes keras perkataan Tito yang tidak menganggap perjuangan umat Islam di luar ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Saya sangat kecewa dan berkeberatan atas pidato Kapolri yang saya nilai provokatif, tidak mendidik, buta sejarah, tidak berkeadilan dan rawan memicu konflik," kata Zulkarnain.

Pihaknya meminta Kapolri Tito untuk segera meminta maaf kepada umat Islam dan menarik isi pidato tersebut. "Saya dan umat menunggu pernyataan maaf dari Kapolri," kata dia.

Adapun potongan pidato Kapolri yang menjadi kontroversi adalah sebagai berikut: Perintah saya melalui video konferens minggu lalu saat Rapim Polri, semua pimpinan Polri hadir, saya sampaikan tegas, menghadapi situasi saat ini, perkuat NU dan Muhammadiyah. Dukung mereka maksimal.

Semua Kapolda saya wajibkan untuk membangun hubungan dengan NU dan Muhammadiyah tingkat provinsi. Para Kapolres wajib membuat kegiatan-kegiatan untuk memperkuat para pengurus cabang di tingkat kabupaten/kota.

Para Kapolsek wajib untuk di tingkat kecamatan bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah. Jangan dengan yang lain. Dengan yang lain itu nomor sekian. Mereka itu bukan pendiri negara. Mau merontokkan negara malah iya, ya. Tapi yang sudah konsisten dari awal sampai hari ini, itu adalah NU dan Muhammadiyah.

Termasuk kami berharap hubungan antara NU dan Muhammadiyah juga bisa saling kompak. Satu sama lainnya. Boleh beda pendapat, tapi kalau sudah bicara NKRI, mohon, kami mohon dengan hormat, kami betul-betul titip, kami juga sebagai umat muslim, harapan kami hanya kepada dua organisasi besar ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: