Presiden Joko Widodo meminta agar perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) antara Indonesia dengan sejumlah negara bisa segera direalisasikan.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung setelah rapat terbatas bertema Peningkatan Investasi dan Peningkatan Ekspor yang dipimpin Presiden Jokowi di Kantor Presiden Jakarta, Rabu, mengatakan Presiden telah meminta sejumlah jajarannya untuk segera merampungkan proses perundingan FTA dengan sejumlah negara.
"Diperintahkan ke Mendag, Menko Perekonomian untuk FTA, dan PTA segera diselesaikan. Free trade agreement-nya segera diselesaikan," katanya.
Menurutnya, hal itu terutama untuk FTA dengan negara-negara seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
Selain soal FTA, Presiden Jokowi juga memerintahkan kepada seluruh menteri untuk melakukan deregulasi peraturan terkait investasi dan ekspor.
"Intinya adalah menyederhanakan semua aturan yang berkaitan dengan investasi dan ekspor," kata Pramono pula.
Selama ini dinilai masih terlalu banyak persoalan di Indonesia terkait regulasi yang justru membuat Indonesia tidak fleksibel dalam hal investasi dan ekspor.
"Hal ini membuat kita tidak fleksibel dalam hal yang berkaitan dengan investasi dan ekspor," katanya lagi.
Karena itulah, beberapa langkah dilakukan di antaranya dengan menetapkan kebijakan untuk menyederhanakan tata niaga melalui pergeseran pengawasan ketentuan Larangan dan/atau Pembatasan (Lartas) dari "border" ke "post border".
Kebijakan ini bertujuan mendorong daya saing industri yang memerlukan bahan baku impor, daya saing ekspor dan efisiensi kebutuhan konsumsi, dengan pemerintah menerapkan kebijakan baru di perbatasan yang terkait dengan pintu masuk barang impor.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat