Presiden Joko Widodo menekankan bahwa kekayaan alam yang dimiliki suatu bangsa termasuk Indonesia tidak menjamin kesejahteraan bangsa tersebut.
"Saya ingin menegaskan disini bahwa kekayaan sumber daya alam tidak bisa menjamin kesejahteraan dan kesuksesan sebuah bangsa," kata Presiden dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Pusdiklat Kemendikbud), Sawangan,Jakarta, Selasa (5/2/2018).
Hadir dalam RNPK itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, 1.050 peserta yang terdiri atas para kepala dinas pendidikan dan kebudayaan tingkat provinsi, kabupaten, kota serta para ketua pengurus organisasi profesi.
"Pada intinya yang memajukan sebuah negara adalah SDM, sumber daya manusianya, dan ini berada pada tanggung jawab yang besar sekali di pundak bapak, ibu dan saudara-saudara sekalian yang hadir di sini," tambah Presiden.
Presiden juga meminta agar jangan terlalu mengagung-agungkan masalah sumber daya alam Indonesia.
"Kita syukuri anugerah Allah ini harus, tetapi bahwa ini menjamin kesejahteraan dan kesuksesan sebuah bangsa, itu hati-hati dengan pernyataan-pernyataan yang sudah-sudah. Kita lihat saja negara yang maju, justru alamnya keras dan tidak subur yang tidak punya tambang, tidak punya minyak dan tidak punya gas," ungkap Presiden.
Meski tidak memberikan contoh negara yang ia maksud,Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa sejumlah negara yang alamnya kaya raya, termasuk kaya tambang, minyak dan gas jutru didera kemiskinan bahkan konflik dan perang saudara.
"Hati-hati, bahkan sumber daya alam seringkali justru memanjakan dan membuat kita malas, mengalahkan daya juang kita, membuat kita lengah dan tidak mendorong kita semuanya untuk berinovasi dan berkreasi, ini juga hati-hati, karena sekali di negara kita Indonesia dianugerahi oleh sumber daya alam yang melimpah," ungkap Presiden.
Selain sumber daya manusia, sejumlah hal lain yang mempengaruhi kesejahteraan suatu bangsa adalah stabilitas sosial dan politik.
"Kemudian manajemen pemerintahan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kreativitas dan inovasinya. Jadi negara yang memenangkan persaingan, negara yang maju, adalah negara yang memenangkan kompetisi yang berada pada titik-titik yang tadi saya sampaikan," jelas Presiden.
Ada lima isu strategis yang dibahas dalam RNPK 2018 yaitu ketersediaan, peningkatan profesionalisme dan perlindungan, serta penghargaan guru; pembiayaan pendidikan dan kebudayaan oleh pemerintah daerah; kebijakan revitalisasi pendidikan vokasi dan pembangunan ekonomi nasional; membangun pendidikan dan kebudayaan dari pinggiran; serta penguatan pendidikan karakter.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: