Pembangunan infrastruktur gas yang memadai ke seluruh daerah di Indonesia dengan didukung alokasi anggaran yang mencukupi merupakan hal yang penting guna mewujudkan kemandirian di dalam sektor energi nasional.
"Dengan visi jangka panjang, kita harus berdaulat dan mandiri di bidang energi. Ini juga harus dipastikan dan kita juga harus tahu bagaimana infrastruktur yang ada," kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron dalam keterangan tertulis, Jumat (16/2/2018).
Herman mencontohkan, PGN memiliki kemampuan yang cukup untuk membangun jaringan yang dibutuhkan guna melakukan konversi dari minyak ke gas. Hal tersebut, lanjut politisi Partai Demokrat itu, karena penggunaan energi gas dari sisi ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan penggunaan minyak.
"Infrastruktur yang terbangun mestinya diberi kepercayaan yang lebih luas. Dengan konversi ini juga menjadi efisien," katanya.
Ia juga menyatakan bahwa dengan konversi tersebut, tingkat kualitas udara juga menjadi lebih bersih karena emisi yang dikeluarkan oleh gas tersebut ternyata jauh lebih rendah dibandingkan emisi yang dikeluarkan dari hasil pembakaran BBM.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi memaparkan, meski infrastruktur dalam rangka mendistribusikan gas membutuhkan beban biaya yang mahal, hal tersebut dapat digunakan antara lain dengan menggunakan alokasi anggaran dari APBN.
Selain itu, ujar dia, saat ini juga sudah ada konsep skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha. Untuk itu, lanjutnya, diharapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar bisa memberikan perhatian lebih terkait hal itu.
Sebelumnya, Menteri ESDM Ignasius Jonan meresmikan 10.101 Sambungan Rumah (SR) Jaringan Distribusi Gas Bumi (Jargas) Rumah Tangga Wilayah Kota Mojokerto dan Kabupaten Mojokerto dari pendanaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara Tahun 2017.
Pembangunan infrastruktur jargas di Kota Mojokerto ditugaskan kepada Perusahaan Gas Negara/PGN (Persero), sedangkan PT Pertamina (Persero) mendapatkan mandat untuk membangun jargas di Kabupaten Mojokerto. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah