Perusahaan PT Pupuk Indonesia (Persero) berkomitmen untuk berperan pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau "sustainable development goals" dengan pendekatan "profit, planet, and people".
"Kegiatan usaha Pupuk Indonesia Grup banyak bersinggungan dengan beragam pemangku kepentingan sehingga Pupuk Indonesia berkomitmen untuk selalu mengedepankan aspek keberlanjutan melalui pendekatan kinerja ekonomi, lingkungan, dan sosial," kata Direktur Teknologi PT Pupuk Indonesia (Persero) M Djohan Safri usai menerima penghargaan "Best Sustainability Report 2016 Category Manufactures" pada ajang Sustainability Reporting Award 2017 yang digelar oleh National Center for Sustainability Reporting (NCSR) di Hotel Lor In Solo, Jawa Tengah, Sabtu (24/2/2018).
Ia mengatakan Pupuk Indonesia selalu berupaya mencapai tujuan untuk ikut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah khususnya dalam menjamin ketahanan pangan nasional.
"Oleh karena itu, pada tahun ini tema kami adalah 'suistanibility reporting' yang berarti memupuk keberlanjutan menuju ketahanan pangan untuk kesejahteraan bangsa," katanya.
Selain itu, dikatakannya, dua anak perusahaan Pupuk Indonesia yaitu PT Petrokimia Gresik juta berhasil mendapatkan "Commendation for Best Disclosure on Environment Responsibility" dan PT Pupuk Kalimantan Timur mendapatkan "Commendation for Best Disclosure on Waste Management".
"Penghargaan ini merupakan kali ketiga bagi Pupuk Indonesia, sebelumnya tahun 2015 Pupuk Indonesia meraih juara satu, 2016 meraih runner up dan tahun 2017 sebagai pememang juara dalam 'category manufactures' ini," katanya.
Sementara itu, mengenai capaian kinerja, dikatakannya, pada tahun 2017 laba yang dibukukan oleh PT Pupuk Indonesia mencapai sekitar Rp2,3 triliun.
"Saat ini masih dalam proses audit. Tahun ini kami juga ada proyek pabrik pupuk urea di Petrokimia Gresik. Bulan Agustus 2018 harapannya mulai bisa produksi untuk komersial," katanya.
Pihaknya berharap dengan pengoperasian pabrik baru tersebut angka produksi bisa meningkat.
Mengenai volume produksi tahun lalu, dikatakannya, dari total penugasan pemerintah untuk menyalurkan 9.550.000 ton, berhasil terserap 97,4 persen atau setara 9.297.956 ton dengan data masih bersifat "unaudited" atau proses audit.
Total produksi secara keseluruhan pada 2017 sebesar 11.415.118 ton atau naik jika dibandingkan total produksi 2016 sebesar 10.458.617 ton.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: