Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Boleh Bergantung, Tapi Jangan Pula Anti-Pati ke IMF

Tak Boleh Bergantung, Tapi Jangan Pula Anti-Pati ke IMF Presiden Joko Widodo (kiri) besama Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (ketiga kiri) melakukan blusukan ke Pasar Tanah Abang Jakarta, Senin (26/2). Jokowi melakukan pertemuan dengan Christine Lagarde untuk membahas rencana pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, Agustus 2018 serta melakukan blusukan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) untuk memantau penggunaan Kartu Indonesia Sehat serta ke Tanah Abang untuk menunjukkan sektor usaha kecil, menengah dan mikro. | Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah ekonom mengingatkan pemerintah bahwa Dana Moneter Internasional pernah memberikan kesalahan asistensi saat krisis ekonomi 1998, sehingga saat ini kemandirian ekonomi Indonesia tetap perlu dijaga, sembari mendorong keberlanjutan reformasi di tubuh lembaga moneter internasional tersebut.

"Penyesuaian struktural (structural adjustment) dari IMF saat itu adalah meminimalisasi peran Bulog. Ini justeru setelah peran Bulog berkurang, stabiliasi harga pangan jadi terganggu, dan akhirnya berdampak ke inflasi yang naik dua digit saat itu," kata Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta di Diskusi Kelompok Terfokus di Digital Media Research Center di Jakarta, Senin.

Arif mengatakan banyak bagian dari penyesuaian struktural atau resep ekonomi IMF saat itu yang berlawanan dengan kepentingan nasional. Penyesuaian struktural atau resep IMF saat itu harus dijalankan karena merupakan bagian dari pemberian pinjaman IMF ke Indonesia yang sedang dilanda krisis.

"Bagian terpenting dari 'structural adjustment' saat itu adalah dilarangnya pengendalian harga dengan meminimalisasi peran Bulog. Ini jadi pelik, karena tentu ada kepentingan nasional untuk pengendalian harga. Baru sekarang akhirnya setelah 10 tahun, inflasi bisa kembali rendah," ujar Arif.

Namun, bukan berarti Indonesia harus antipati terhadap IMF saat ini. Menurut dia, Indonesia tetap perlu menjamin kesuksesan penyelenggaran pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia pada 12-14 Oktober 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: