Produksi gas PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), di Amerika Serikat, meroket hingga 566,66 persen sejak mulai beroperasi pada 2014.
Direktur Utama Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan menyatakan perusahaan terus menunjukkan kinerja positif di tengah industri minyak dan gas bumi dunia, yang sedang lesu.
Kinerja positif tersebut, menurut Tumbur Parlindungan, salah satunya terlihat dari peningkatan produksi gas Blok Fasken di Webb County, Texas bagian selatan, Amerika Serikat.
Dari blok migas pertama di luar negeri itu, Saka Energi mampu meningkatkan produksi hingga 5,6 kali lipat dari saat pertama kali perusahaan memperoleh hak partisipasi di blok tersebut pada 2014 silam.
"Saat Saka Energi masuk ke Fasken padal bulan Juli 2014 lalu, produksi gas hanya 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Di awal 2018, jumlah produksinya sudah lebih dari 200 MMSCFD atau naik 566,66 persen dalam empat tahun sejak kami beroperasi di sana," kata Tumbur dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (26/3/2018).
Peningkatan jumlah produksi gas tersebut sejalan dengan kegiatan eksplorasi sumur baru yang terus dilakukan Saka Energi bersama mitranya Swift Energi.
Pada 2018, menurut dia, setidaknya ada 12 sumur, yang akan dibor di Fasken, dengan harapan bisa meningkatkan produksi gas "shale" sebesar 10 persen sampai akhir tahun ini.
Blok Fasken diperkirakan memiliki kandungan gas "shale" sekitar satu triliun kaki kubik (TCF).
Sementara, infrastruktur pipa gas yang mendukung, memiliki kapasitas hingga 250 MMSCFD dan juga dapat melalui kilang gas alam cair (LNG) di Texas.
Tumbur menambahkan Saka Energi merupakan perusahaan Indonesia pertama, yang memperoleh izin Pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan pengeboran ekslorasi sampai produksi di wilayahnya.
Investasi yang dilakukan di Blok Fasken merupakan investasi langsung di lapangan gas dan bukan pembelian sebagian saham Swift Energy.
"Dengan demikian, Saka Energi terlibat langsung dalam produksi gas `shale` di blok tersebut," jelasnya.
Hal ini, lanjutnya, sejalan dengan tujuan investasi Saka yaitu menguasai teknologi manufaktur dalam eksploitasi sekaligus menyediakan sumber energi bagi kebutuhan Indonesia ke depan.
"Dengan menjadi perusahaan nasional yang pertama kali melakukan pengeboran sampai produksi di Amerika Serikat, kami sama saja menancapkan bendera Indonesia di industri hulu migas Amerika," kata Tumbur.
Secara keseluruhan, Saka Energi saat ini memiliki 10 hak partisipasi blok migas di dalam negeri dan satu di luar negeri.
Delapan dari 11 blok tersebut sudah berproduksi yaitu Blok Muara Bakau, Bangkanai, Pangkah, Ketapang, South East Sumatera, Muria, Sanga-Sanga, dan Fasken di Amerika Serikat.
Sementara tiga blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok South Sesulu, West Bangkanai, dan Wokam II.
Di samping itu, Saka juga baru saja mendapatkan pengelolaan Blok Pekawai dan Blok West Yamdena.
"Sebagai anak usaha PGN, Saka Energi akan terus mengambil inisiatif memperkuat sumber migas bagi ketahanan energi nasional. Dengan strategi investasi yang terukur, disiplin, dan hati-hati, Saka optimistis partisipasi di blok-blok migas ini akan memberikan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Indonesia," ujar Tumbur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil