Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan Indonesia memerlukan program percepatan penerbitan hak cipta karya seni dan budaya di Indonesia guna melindungi karya-karya seni tersebut.
"Kita memerlukan program afirmasi percepatan penerbitan hak cipta karya seni dan budaya di Indonesia agar karya seni dari Indonesia yang telah diunggah menjadi konten publik di Google Cultural Institute dapat terlindungi hak ciptanya secara baik," kata Menko Puan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (10/4/2018).
Puan yang mengunjungi Google Cultural Institute di Paris, Perancis, dalam rangka peninjauan kerja sama Indonesia dengan Google. Peninjauan yang dilakukan merupakan bagian dari kunjungan kerja Menko PMK selaku Ketua Delegasi Indonesia pada rangkaian sidang ke-204 Dewan Eksekutif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO).
Dalam kunjungannya, Puan menyampaikan apresiasi atas upaya Google Cultural Institute untuk melakukan pengarsipan digital atas karya seni dan warisan budaya dari seluruh dunia. Dia juga menyampaikan perlunya perlindungan hak cipta dari karya-karya seni tersebut. Menurut Puan kerjasama ini tidak saja melindungi karya seni, sastra, serta artefak kekayaan budaya Indonesia, namun sekaligus menjadi ajang promosi pada dunia.
"Sehingga bagi generasi muda dan pelajar dapat belajar filosofi dari karya seni dan kebudayaan tersebut. Termasuk misalnya Indonesia dengan keragaman tari daerah, bisa didokumenasikan dengan baik," tambah Menko PMK.
Dalam kunjungan tersebut, Menko PMK dan rombongan disambut oleh Direktur Google Cultural Institute Laurent Gaveau dan Manager Kebijakan Google Cultural Institute Claire Marie Foulquire yang memaparkan bahwa Google Cultural Institute telah memiliki lebih dari 300 partner kerja di 44 Negara, termasuk Indonesia.
Google Cultural Institute telah mempublikasikan arsip digital salah satu Warisan Budaya Dunia UNESCO dari Indonesia yaitu sejarah relief dan stupa yang menghiasi arsitektur Borobudur.
Sebagai kontribusi pelestarian budaya Tanah Air, Indonesia juga ikut memperkaya Google Art and Culture melalui residensi seniman Indonesia dan kontribusi beberapa ahli IT Indonesia di Google Institute.
Menurut hasil kajian yang dilakukan oleh Google Cultural Institute, karya seni dan warisan budaya yang kontennya telah diunggah di Google Cultural Institute makin diminati oleh publik serta meningkatkan kunjungan wisatawan ke lokasi-lokasi warisan budaya tersebut. Google Cultural Institute yang didirikan pada tahun 2011 merupakan organisasi yang bermitra dengan lembaga dan institusi budaya di seluruh dunia. Visi dan misi dari organisasi ini adalah menciptakan arsip digital dengan resolusi tinggi atas karya seni dan warisan budaya dari seluruh dunia yang dapat diakses secara terbuka oleh publik luas.
Dalam kunjungan tersebut, Menko PMK didampingi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Deputi Bidang Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, serta Deputi Wakil Tetap RI di Paris untuk Unesco.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil