Malaysia berhasil mempertahankan posisi sebagai destinasi utama pasar wisata muslim global. Sementara Singapura juga berada di peringkat pertama untuk kategori kota-kota non-OKI (Organisasi Kerja Sama Islam).
Temuan tersebut berdasarkan riset tahunan yang diselenggarakan oleh Mastercard-CrescentRating dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2018 yang dirilis di Jakarta, Rabu (11/4/2018).
"Malaysia berhasil mempertahankan posisinya di puncak peringkat dengan skor 80,6. Sementara Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan dari tahun ke tahun dan kini menduduki posisi kedua bersama Uni Emirat Arab dengan skor 72,8," kata CEO CrescentRating Fazal Bahardeen.
Sementara di posisi berikutnya ada Turki (69,1), Arab Saudi (68,7), Qatar (66,2), Bahrain (65,9),Oman (65,1), Maroko (61,7), dan Kuwait (60,5).
Survei ini, lanjut dia, juga menunjukkan bahwa sejumlah negara non-OKI di Asia berhasil menaikkan peringkat. Hal ini merupakan hasil dari upaya-upaya dalam menyesuaikan layanan guna menarik serta memenuhi kebutuhan wisatawan Muslim.
"Singapura mempertahankan posisi puncaknya untuk destinasi non-OKI, diikuti oleh Thailand dan Inggris. Sementara posisi Jepang dan Taiwan meningkat pesat menempati lima destinasi teratas untuk pertama kalinya sejak GMTI diluncurkan," paparnya.
Fazal menambahkan, ada empat kriteria yang menjadi tolok ukur dalam survei GMTI 2018 yaitu akses masuk ke negara tujuan, komunikasi untuk menjangkau wisatawan, lingkungan, dan pelayanan. Untuk tahun ini, lanjut dia, ada empat komponen penilaian baru yaitu infrastruktur transportasi, kehadiran digital, iklim, dan pengalaman unik.
"Setiap kriteria kemudian dihitung untuk menentukan keseluruhan skor indeks," kata Fazal.
Sementara itu, Division President Indonesia, Malaysia, & Brunei Mastercard Safdar Khan mengatakan, Indonesia terus memperkuat posisinya sebagai salah satu destinasi halal utama berkat dukungan dari Kementerian Pariwisata Indonesia.
"Pemerintah Indonesai telah bekerja dengan sangat baik dalam meningkatkan lanskap pariwisata di Tanah Air, meningkatkan infrastruktur pariwisata, serta mempromosikan kampanye 'Wonderful Indonesia' di luar negeri," tambah dia.
Safdar mengatakan bahwa segmen wisata muslim yang tumbuh dengan pesat saat ini merupakan sebuah peluang besar. Namun, untuk dapat memperoleh manfaatnya, sangat penting untuk memahami kebutuhan dan pilihan dari para wisatawan muslim, serta bagaimana menciptakan dan menyesuaikan produk serta layanan untuk memenuhi kebutuhan mereka.
"Kami percaya GMTI dapat bermanfaat untuk bisnis dan pemerintah yang ingin mengeksplor segmen yang penting dan terus berkembang ini, dan kami berharap upaya ini dapat terus mendorong wisata Halal," pungkas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Fauziah Nurul Hidayah