Gerilyawan Syiah Al-Houthi, yang menguasai banyak wilayah Yaman, kembali menembakkan rudal balistik ke arah Arab Saudi pada Jumat (13/4/2018), tak lama setelah pemimpin milisi itu berikrar akan mengembangkan simpanan rudalnya, yang didukung Iran.
"Pasukan agresi (koalisi pimpinan Arab Saudi) frustrasi oleh kemampuan rudal balistik kita, dan kita akan terus mengembangkannya," kata pemimpin milisi Al-Houthi, Abdul-Malik Al-Houthi, di dalam pidato yang ditayangkan oleh stasiun televisi milik kelompoknya, Al-Masirah.
Satu jam kemudian, kelompok tersebut mengatakan di dalam pernyataan yang disiarkan oleh stasiun TV Al-Masirah bahwa milisi itu menembakkan rudal balistik jarak-jauh ke arah Pangkalan Militer Raja Faisal di Provinsi Jazan, bagian selatan Arab Saudi.
Gerilyawan Al-Houthi belum lama ini telah meningkatkan serangan rudal semacam itu dengan berakhirnya tahun ketiga perang pimpinan Arab Saudi melawan kelompok Syiah Yaman tersebut, yang bersekutu dengan Iran, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Sabtu pagi (14/4/2018).
Pada Rabu, gerilyawan Al-Houthi menembakkan sejumlah rudal balistik ke Kementerian Pertahanan Arab Saudi di Riyadh dan markas raksasa minyak Aramco di perbatasan Arab Saudi di wilayah Najran, meskipun Arab Saudi menyatakan kerajaan itu menembak jatuh rudal tersebut dan melaporkan tak ada korban jiwa.
Pada Maret 2015, Arab Saudi memimpin satu koalisi militer pasukan Arab, yang didukung Amerika Serikat, untuk ikut-campur dalam konflik di Yaman guna mendukung Pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi --yang hidup di pengasingan.
Koalisi tersebut telah melancarkan ribuan serangan udara terhadap gerilyawan Al-Houthi, dalam upaya membalikkan perolehan gerilyawan Al-Houthi dan memulihkan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi di Ibu Kota Yaman, Sana'a.
Sementara itu, gerilyawan Al-Houthi menembakkan puluhan rudal balistik ke arah kota besar Arab Saudi, yang kebanyakan dicegat oleh pasukan pertahanan udara Arab Saudi.
Sejauh ini, perang saudara telah menewaskan lebih dari 10.000 warga Yaman, kebanyakan warga sipil, dan mendorong negara Arab tersebut ke ambang kelaparan massal. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: