Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Ricky Toemandoek mengatakan daerahnya sebetulnya memiliki potensi besar dalam bidang kelautan terutama dari sisi pariwisata. Namun potensi itu masih terkendala sumber daya manusia dan infrastruktur.
Persoalan yang sering ditemui adalah keterbatasan pelayanan imigrasi. Misalkan tiap pesawat dari Cina membawa 200 wisatawan. Tapi hanya dilayani enam orang petugas imigrasi. Kalau ada beberapa kali penerbangan dari Cina, petugas imigrasi kita kewalahan," kata Ricky dalam diskusi "Menggali Potensi Kelautan Nasional" di acara press gathering wartawan parlemen di Hotel Grand Luley, Manado, Jumat malam (13/4/2018).
Karena itu, lanjut Ricky, Gubernur Sulut Olly Dondokambey meminta untuk membatasi wisatawan dari Cina sebelum ada penambahan petugas imigrasi.
Kendala lainnya, Ricky menyebutkan apron di Bandara Sam Ratulangi Manado selalu penuh pesawat yang parkir setiap malam.
"Pesawat terpaksa harus parkir di Gorontalo," tuturnya.
"Kita sedang merencanakan pembagunan bandara alternatif di Bitung. Landasan bisa mencapai 4.000 meter. Pembangunan bandara alternatif ini sudah ditawarkan ke pemerintah Cina," tuturnya.
Sementara itu, pembicara anggota MPR Yanuar Prihatin melihat keluhan dari Kepala Bappeda Sulut menunjukkan pemerintah tidak memiliki visi wisata yang kuat. Ketika turis membludak justru dibatasi karena kekurangan petugas imigrasi.
"Kita tidak menyiapkan diri menjadi bangsa yang unggul dalam pariwisata. Kita kehilangan visi tentang pariwisata," katanya.
Yanuar mencontohkan Perancis setiap tahun ada sekitar 90 juta wisatawan. Indonesia hanya 9 juta wisatawan setiap tahun. Thailand bisa mendapatkan 300 triliun dari pariwisata seandainya setiap wisatawan mengeluarkan Rp 10 juta. "Kita tidak punya visi yang besar tentang pariwisata," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Agus Aryanto
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: