Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Spokle, Aplikasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Spokle, Aplikasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus Kredit Foto: Dina Kusumaningrum
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menggandeng terapis Australia dan New Zealand, Spokle memberikan kemudahan akses bagi para orang tua yang memiliki buah hati berkebutuhan khusus. Fitur aplikasi ini memfasilitasi para terapis yang interaksinya menggunakan video singkat dan metode sederhana.

Elisabeth Yunarko selaku Co Founder dan Managing Director Spokle menjelaskan layanan video on demand ini hanya menampilkan terapis virtual di mana terapisnya tidak datang ke rumah. Soal estimasi biaya, pengguna dikenakan per bulannya sebesar Rp250.000.

"Untuk bulan pertama gratis. Harga terapis ini sama seperti terapis satu jamnya di Indonesia," terang Elisabeth kepada wartawan di Hotel Harris, Tebet, Jakarta, Sabtu (14/4/2018).

Elisabeth mengakui tidak berbicara soal melulu bisnis. Dikatakannya banyak juga orang tua memiliki nasib yang sama termasuk dalam kalangan masyarakat bawah.

"Karena kita inginnya mencapai sebanyak-banyaknya keluarga, jadi kita ingin terjangkau ya. Kita anggap keluarga kalau terapinya harus seminggu sekali cukup besar kan biayanya. Makanya kita anggap nilai satu jam terapi itu kita hadirkan sebulan," ungkapnya.

Selama setahun berdiri, platform yang berbasis di Australia ini telah menangani anak-anak penderita autisme, gangguan pendengaran, dan keterlambatan berbicara. Spokle juga telah bekerjasama dengan sejumlah sekolah inklusi di Tanah Air.

"Kita tujuannya memberikan strategi mengajarkan ke orang tuanya, (Spokle) juga bisa dipakai guru sekolah dan terapis wicara. Ada banyak program di dalamnya ada program mengenai komunikasi," imbuhnya.

Lebih jauh Elisabeth menjelaskan, dalam tutorial video sepenuhnya menggunakan Bahasa Inggris dan tersedia subtitle berbahasa Indonesia. Meskipun begitu, tak menutup kemungkinan Spokle akan berekspansi ke negara lain dengan menambah bahasa.

"Di Spokle sendiri ada empat terapis yang full time. Selain dari luar negeri kami kedepannya juga bekerjasama dengan dokter dan terapis dari Indonesia," ujarnya.

Elisabeth menekankan aplikasi Spokle ini bukan menggantikan posisi terapis yang ada. Karena tujuan utamanya lebih ke terapi.

"Ini yang membedakan aplikasi lain. Banyak aplikasi dengan perkembangan anak, edukasi dan terapis. Spokle satu-satunya aplikasi pertama yang fokus ke orang tua. Sedangkan yang kita ingin tekankan membantu orang tuanya langsung," pungkasnya.


Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Dina Kusumaningrum
Editor: Hafit Yudi Suprobo

Bagikan Artikel: