AS Tuding Rusia dan Suriah Telah Hilangkan Bukti Serangan Kimia di Douma
Amerika Serikat menuduh Rusia pada hari Senin (16/4/2018) mencegah upaya dari inspektur internasional untuk mencapai lokasi serangan gas beracun yang dicurigai di Suriah dan mengatakan Rusia atau Suriah mungkin telah merusak bukti di lapangan.
Moskow membantah tuduhan itu dan menyalahkan penundaan atas serangan rudal yang dipicu AS terhadap Suriah pada hari Sabtu.
Perdana Menteri Inggris Theresa May dan Presiden Prancis Emmanuel Macron menghadapi kritik dari lawan-lawan politiknya atas keputusan mereka untuk ambil bagian dalam serangan udara, sebagaimana dikutip dari Reuters, Selasa (17/4/2018).
Suriah dan Rusia membantah melepaskan gas beracun pada 7 April 2018 lalu selama serangan mereka terhadap Douma, yang berakhir dengan merebut kembali kota yang telah menjadi kubu pemberontak terakhir di dekat ibu kota, Damaskus.
Organisasi bantuan mengatakan lusinan pria, wanita dan anak-anak tewas. Rekaman korban para anak muda terdapat busa di mulut mereka dan tengah menangis dalam kesedihan, telah mendorong perang saudara Suriah, di mana setengah juta orang telah tewas dalam tujuh tahun terakhir, ke garis depan perhatian dunia lagi.
Inspektur dari Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia atau Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons (OPCW) melakukan perjalanan ke Suriah pekan lalu untuk memeriksa lokasi, tetapi belum mendapatkan akses ke Douma, yang kini berada di bawah kendali pemerintah setelah pemberontak menarik diri.
"Ini adalah pemahaman kami bahwa Rusia mungkin telah mengunjungi lokasi serangan," pungkas Duta Besar AS Kenneth Ward mengatakan pada pertemuan OPCW di Den Haag pada hari Senin (16/4/2018).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo