Selain pemerintah, dunia usaha merupakan salah satu pihak yang memiliki peran besar dalam melindungi hak-hak anak. Dunia usaha dengan kekuatannya (power) yang besar, baik dari segi finansial maupun kebijakan, bisa menjadi salah satu garda terdepan dalam melindungi anak-anak.
Dikatakan Wakil Gubernur Sumut, Nurhajizah Marpaung, namun sayangnya, praktik-praktik di lapangan yang sering ditemui adalah perusahaaan-perusahaan banyak yang melakukan eksploitasi terhadap anak.
"Anak-anak tidak hanya dipekerjakan dengan upah serendah-rendahnya, tetapi juga diberi perkerjaan yang terkadang membahayakan keselamatan dan moral anak,” ujarnya, Sabtu (12/5/2018).
Nurhajizah setuju bahwa salah satu sektor dunia usaha di Sumatera Utara (Sumut) dengan praktik pekerja anak yang paling sering ditemukan di lapangan adalah sektor perkebunan, khususnya perkebunan sawit. Wagubsu menceritakan keprihatinannya saat berkunjung ke Asahan beberapa tahun yang lalu dan menyaksikan anak-anak yang bekerja di perkebunan sawit.
“Jujur saya merasa iba, anak-anak masih kecil mengangkat sawit, beberapa ada yang sambil merokok. Dimana peran kita, orang dewasa, membiarkan anak-anak kita terenggut masa kecilnya secepat itu,” katanya.
Meskipun perusahaan perkebunan kelapa sawit memberikan kontribusi ekonomi, kata Nurhajizah, namun di sisi lain keberadaannya menghadirkan bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, khususnya kelompok anak kebun dan anak kampung.
"Tidak hanya kehilangan tempat bermain, kedua kelompok anak ini juga harus mengalami keterbatasan dalam pemenuhan hak dasar. Seperti akses sumber air bersih, infrastruktur jalan, jembatan, dan lingkungan yang aman," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: