- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Sektor Infrastruktur dan Konstruksi Belum Stabil, Kinerja MTRA Melempem
Emiten jasa konstruksi infrastruktur khususnya konstruksi baja, PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA), pada kuartal pertama tahun ini meraih pendapatan sebesar Rp50,46 miliar, menurun 25,7% dari kuartal I 2017 yang sebesar Rp67,98 miliar, di tengah belum kondusifnya sektor infrastruktur dan konstruksi.
Direktur Utama MTRA, Bisman Novel Maraden Firdaus Simatupang, mengatakan bahwa penurunan pendapatan membuat laba bersih Perseroan terimbas. Laba bersih Mitra Pemuda pada kuartal I 2018 turun 27% menjadi Rp3,36 miliar dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp4,61 miliar.
"Dalam menghadapi situasi ini, kami telah mengambil langkah strategis dan hati-hati melalui konsolidasi sumber daya manusia untuk membangun pondasi bagi pengembangan usaha. Hal ini menghasilkan pencapaian yang relatif stabil," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/5/2018).
Ia menambahkan bahwa dari sisi fundamental keuangan, Perseroan mampu menurunkan jumlah kewajiban pada kuartal I 2018 menjadi Rp122 miliar dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp128 miliar.
Penurunan kewajiban terjadi seiring dengan turunnya utang usaha jangka pendek dan utang perusahaan pembiayaan. Ekuitas perusahaan juga naik menjadi Rp137 miliar dari akhir tahun lalu Rp134 miliar dengan aset saat ini mencapai Rp259 miliar.
Selama 3 bulan pertama tahun ini, pendapatan paling besar diperoleh dari PT Roca Industries Indonesia sebesar Rp11,52 miliar atau berkontribusi 22,83% terhadap total pendapatan Perseroan.
"Sedangkan untuk pendapatan terbesar kedua, yakni dari PT Bumi Karyatama Raharja sebesar Rp7,58 miliar," jelasnya.
Terkait kontrak baru, Bisman menegaskan manajemen optimistis kondisi tahun 2018 akan lebih baik ditandai dengan awal yang baik berupa pengerjaan proyek yang berskala besar yang dihasilkan dari Kerja Sama Operasi (KSO) dengan mitra asing.
Sebagai informasi, Mitra Pemuda menandatangani MoU dengan CNQC (South Pacific) Holding Pte Ltd, Singapura melalui perwakilannya di Jakarta. Perseroan telah membentuk KSO dalam melaksanakan dua proyek yang diperoleh bersama CNQC.
Kontrak tersebut terbagi dalam dua proyek yaitu Crea Resort Office dan Metrolink Logos Project. Crea merupakan office space di Nusa Dua, Bali. Adapun untuk proyek Logos berada di Bekasi, dengan nilai lebih-kurang hingga Rp1 triliun dengan waktu pengerjaan hingga 2019. Kedua proyek tersebut tengah memasuki tahap mobilisasi dan telah berjalan dari November 2017.
"Manajemen berkeyakinan bahwa perekonomian Indonesia terus berkembang dan akan semakin membaik di masa datang, dan mencapai proyeksi pertumbuhan sebesar 5,5% di tahun 2018," jelas Bisman.
Menurut Bisman, sektor infrastruktur dan konstruksi akan selalu menjadi salah satu fokus penting dalam menopang pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Katalis positif ini akan memberi keyakinan bagi prospek usaha perseroan di masa mendatang sehingga memberikan optimisme berusaha," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: