Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

2 Saham Poultry Ini Menuai Berkah di Bulan Ramadan

2 Saham Poultry Ini Menuai Berkah di Bulan Ramadan Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satunya bahan makanan yang biasanya naik cukup tinggi selama Ramadan adalah daging, baik daging sapi maupun daging ayam. Tentu saja, hal ini memberi dampak positif bagi produsen ayam seperti PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) dan PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA).

Menurut pengamat Bahana Sekuritas, Michael, pada kuartal dua tahun ini sudah terjadi kenaikan harga ayam broiler. Kenaikan harga sepanjang Ramadan biasanya memberi kontribusi terbesar selama 1 tahun, sekitar 31% terhadap total profitabilitas kedua Perseroan sepanjang setahun.

''Permintaan terhadap ayam biasanya sudah mulai naik mendekati puasa, sehingga akan diikuti dengan kenaikan harga,'' kata Michael dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (24/5/2018).

Dengan mempertimbangkan kenaikan permintaan yang diikuti dengan kenaikan harga ayam selama Ramadan ini, serta ketersediaan jagung lokal untuk pakan semakin membaik, Bahana  menilai kinerja kedua produsen ayam ini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Makanya, Bahana Sekuritas menaikkan proyeksi target harga dan perkiraan kinerja untuk Japfa dan Charoen pada tahun ini.

Bahana Sekuritas merekomendasikan "beli" saham Japfa dengan kenaikan target harga menjadi Rp2.000 per lembar saham dari target harga sebelumnya Rp 1.750 per lembar.

''Valuasi harga Japfa lebih murah dan prospek kinerjanya lebih bagus dibanding Charoen,'' jelas Michael.

Pendapatan perusahaan berkode saham JPFA diperkirakan naik menjadi Rp33,76 triliun pada akhir 2018, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp32,1 triliun. Laba bersih diperkirakan akan naik menjadi Rp1,6 triliun, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp1,43 triliun.

Bahana Sekuritas merekomendasikan "tahan" untuk saham Charoen dengan target harga naik menjadi Rp3.580/lembar dari harga Rp3.520/lembar karena valuasi harga sudah kemahalan dan prospek kinerja tidak sebaik Japfa. Pendapatan perusahaan berkode saham CPIN diperkirakan turun menjadi Rp54,44 triliun, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp55,33 triliun. Namun, laba bersih diperkirakan naik menjadi Rp3,46 triliun, dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp3,4 triliun.

Pada kuartal pertama, Japfa telah meningkatkan produksi DOC lebih dari 20% sehingga mendukung kenaikan volume penjualan pakan sebesar 14,5% dan penjualan ayam pedaging naik 30%. Sehingga Japfa mampu merebut pangsa pasar pesaingnya Charoen.

Charoen hanya membukukan kenaikan volume penjualan pakan sebesar 4,2% serta volume penjualan DOC naik 2,5% pada kuartal satu 2018, dibanding periode yang sama tahun lalu. Kinerja positif yang telah dibukukan oleh Japfa tentunya berpengaruh terhadap penjualan selama Ramadan ini dengan kenaikan produksi DOC yang telah dilakukan sejak kuartal pertama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu

Bagikan Artikel: